Turkish Airlines, maskapai penerbangan nasional Turki berencana membentuk usaha patungan (joint venture) hingga Initial Public Offering (IPO) untuk bisnis kargo dan maskapai regionalnya. Hal itu menjadi salah satu opsi untuk menggenjot pertumbuhan usaha perusahaan.
Maskapai tersebut juga bakal berpartisipasi dalam pasar obligasi internasional, termasuk menerbitkan Eurobonds. Chairman Turkish Airlines Ahmet Bolat menuturkan, dari surat utang tersebut, perusahaan akan menggelontorkannya untuk pembiayaan investasi dan menopang bisnis perusahaan di masa depan.
Turkish Airlines tengah mencari strategi untuk anak perusahaannya Turkish Cargo dan maskapai regional AnadoluJet yang memiliki rute terbang ke Siprus Utara, Eropa, Asia Barat, dan Timur Tengah. “Di antara kedua perusahaan, kami sedang mengevaluasi strategi yang berbeda, seperti joint venture dan IPO,” kata Bolat.
“Selain merek utama kami Turkish Airlines, kami juga berencana untuk memperbarui armada AnadoluJet dengan jet berbadan sempit generasi baru,” Bolat melanjutkan.
Bulan lalu, perusahaan mengumumkan telah memutuskan untuk membeli enam pesawat penumpang tipe A350-900 dari Airbus. Sejak awal tahun, perusahaan telah menerima sembilan jet sehingga total armada pesawatnya hingga saat ini mencapai 377 unit.
Dari total unit pesawat itu, perusahaan menjadi maskapai urutan kesembilan dengan jumlah armada terbanyak di dunia. Dengan jumlah armada yang besar tersebut, perusahaan tengah mencari cara untuk memperluas bisnis kargo udara dan industri logistik.
Bolat memastikan bisnis perusahaan mulai pulih dari pukulan pandemi COVID-19. Kinerja keuangan perusahaan berlangsung pulih yang ditunjukkan dari kenaikan sejumlah indikator dibanding tahun 2019 lalu.
Saat ini, jumlah penumpang Turkish Airlines melonjak 8 persen dan load factor 2,5 poin lebih tinggi pada Mei 2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Bolat memprediksi, dengan kinerja bisnis yang mulai stabil, pendapatan dan laba perusahaan akan tetap sama dengan tahun 2021.
Tahun lalu, Turkish Airlines mengantongi laba US$ 959 juta dan pendapatan US$ 10,7 miliar. Belum lama ini, maskapai tersebut juga diisukan akan berganti nama menjadi Turkiye Hava Yollari. Perubahan itu menyusul pergantian nama negara Turki menjadi Turkiye.