Indonesia mengalami kontraksi ekonomi 5,3% karena pandemi sejak awal tahun 2020. Namun, dapat dilihat bahwa Indonesia berkembang cukup baik jika dibandingkan negara lain yang perekonomiannya mengalami penurunan tinggi.
Ini menunjukkan bahwa COVID-19 tidak hanya memengaruhi perekonomian Indonesia saja tetapi seluruh dunia. Negara-negara maju pun tidak menjadi pengecualian. Mereka bahkan harus menghadapi krisis yang lebih berat lagi.
“Indonesia memang bisa menjadikan kasus negara lain sebagai pelajaran. Tetapi, yang paling penting adalah Indonesia harus tetap berkonsentrasi untuk maju. Dan, harus memanfaatkan momentum ini untuk bekerja maksimal di lapangan,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada acara Government Roundtable yang digelar MarkPlus, Inc.
Budi menambahkan harus ada perubahan fundamental yang dilakukan. Pandemi ini tidak boleh membuat kondisi negara semakin parah karenanya harus ada pengendalian yang intensif,
Dari sektor perhubungan sendiri, pemerintah berusaha melakukan langkah konkret untuk pemulihan ekonomi. Caranya ditunjukkan Kementerian Perhubungan dengan percepatan Peraturan Menteri (Permen) dan SE Dirjen tentang transportasi berbasis protokol kesehatan dengan mempertimbangkan produsen dan konsumen.
“Kebijakan yang dilakukan banyak berkaitan dengan stimulus penyerapan anggaran, program padat karya, program Proyek Startegis Nasional (PSN) Lima Bali Baru & Patimban, dan stimulus subsidi tiket pesawat,” jelas Budi.
Ia juga mengungkapkan bahwa situasi yang ada saat ini membutuhkan pemikiran yang out of the box. Sehingga, ide-ide baru bisa dilaksanakan dengan baik dan bisa menghasilkan output yang bagus. Budi menegaskan bahwa penting untuk memiliki kreativitas, tidak hanya tools di setiap aktivitas.
Kemenhub menegaskan akan tetap fokus pada pengembangan proyek transportasi terlepas dari kondisi pandemi saat ini. Hal tersebut merupakan upaya untuk menjaga aksesibilitas dan mobilitas barang serta jasa untuk menopang pertumbuhan di masa mendatang.