Setelah membuka pendaftaran untuk para peserta, kini Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital melaksanakan kegiatan Ignition akhir Juli lalu di Universitas Trisakti, Jakarta. Sebelumnya, lebih dari 4.000 orang telah mendaftar secara online di reg.1000startupdigital.id.
Lalu, disaringlah 200 peserta untuk menghadiri ignition Jakarta pertama. Namun, pendaftaran masih terus dibuka untuk calon peserta yang ingin mengikuti program ini di kota lain, maupun di Jakarta untuk batch berikutnya.
“Untuk melahirkan 1.000 startup digital, strategi yang dijalankan adalah dengan mentoring dan pembinaan intensif melalui tahapan-tahapan sistematis di 10 kota pertama yang memiliki infrastruktur serta fondasi digital yang kuat,” kata Yansen Kamto, Chief Executive KIBAR, selaku penggagas Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital dalam keterangan resminya.
Langkah pertama dimulai dari Ignition, yaitu sebuah tahapan pembuka dari rangkaian program 1.000 startup. Bentuk kegiatannya adalah seminar dengan menghadirkan beberapa pembicara yang sudah mumpuni di bidang teknologi, kreatif, maupun startup.
“Tahap Ignition ini penting untuk orang yang belum tahu tentang Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital atau untuk yang ingin membuat perubahan tapi tidak tahu caranya,” ujar Yohan Totting, Inisiator Komunitas Forum Web Anak Bandung (FOWAB).
Sebanyak 200 peserta terpilih mengikuti tahap Ignition yang terdapat beberapa sesi panel yang melibatkan banyak pembicara yang ahli di bidangnya. Mereka diberikan berbagai insight untuk membekali mereka bagaimana membangun startup yang mampu memecahkan permasalahan yang terjadi di masyarakat.
“Karena kita harus bantu orang untuk cari solusi atas permasalahan mereka. Kalau kita tidak mulai dari membantu memecahkan masalah artinya kita paksa orang. Padahal, tidak ada orang yang mau dipaksa,” ujar Co-founder Tokopedia, Leontinus Alpha Edison dan juga pembicara dalam sesi panel pertama ignition Jakarta.
Dalam Ignition, peserta pun diajak untuk memahami pola pikir founder sebagai modal utama sebelum membangun startup. Dalam menciptakan sebuah startup, dibutuhkan mentalitas untuk mampu menghadapi tantangan-tantangan yang akan dihadapi oleh seorang startup founder.
Selanjutnya, peserta diberikan materi mengenai pentingnya kolaborasi. Nah, salah satu cara yang bisa dilakukan para startup founder adalah coworking. Coworking diyakini sebagai cara dan budaya baru dalam bekerja
“Entrepreneurship adalah kunci Indonesia menjadi lebih baik. Coworking bisa sebagai platform untuk menciptakan aspirasi untuk mendukung kolaborasi,” ungkap Faye Alund, Co-founder Kumpul.co, sebuah coworking space di Bali dan juga pembicara dalam sesi panel keempat ini.
Budaya ini semakin lumrah dilakukan oleh startup karena dapat mendorong kolaborasi dengan berbagai orang dari latar belakang yang berbeda. Ini mendorong mereka memunculkan inovasi di berbagai bidang secara terus-menerus.
Berbagai sesi yang dihadirkan saat Iginition tersebut diharapkan bisa memberikan motivasi bagi peserta untuk membangun startup berkualitas yang mampu bersaing di ranah global.
Untuk mewujudkan Indonesia sebagai ‘The Digital Energy of Asia’, dibutuhkan lebih banyak contoh anak muda yang sudah membangun startup dan berpengalaman menjajal panggung internasional. Untuk itu, Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital berupaya mewujudkannya.
Editor: Sigit Kurniawan