General Motors Co atau GM, produsen otomotif asal Amerika Serikat (AS) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada ratusan karyawan, baik di tingkat petinggi dan yang berstatus. Hal itu dalam rangka restrukturisasi organisasi dan mengejar efisiensi bisnis.
Dilansir dari Reuters, Rabu (1/3/2023), sumber yang mengetahui masalah itu menyebutkan GM melakukan PHK secara global dengan jumlah ratusan orang. Arden Hoffman, Chief People Officer GM telah mengirimkan surat kepada para pekerja terkait langkah perusahaan untuk melakukan efisiensi.
“Kami berkomitmen untuk menghemat biaya sebesar US$ 2 miliar dalam dua tahun ke depan, yang akan kami lakukan dengan mengurangi biaya-biaya perusahaan, biaya overhead dan kompleksitas di semua produk kami,” kata dia.
BACA JUGA: Gandeng NFW, Lenzing Boyong Bahan Fesyen Alternatif
Kebijakan pemangkasan biaya US$ 2 miliar sudah dilaporkan GM sejak Januari lalu. Kala itu, produsen mobil asal Detroit, AS tersebut tidak membahas keputusan PHK untuk mencapai target pemangkasan biaya.
GM mengatakan keputusan PHK untuk melakukan kalibrasi kinerja terbaru dan mendukung pengelolaan bisnis secara menyeluruh. Hal ini sebagai bagian dari upaya pengurangan biaya struktural perusahaan.
“Dalam lingkungan di mana margin para pesaing kami membaik, sangat penting bagi kami untuk bertindak sekarang dan fokus pada efisiensi kami sendiri,” ujar Hoffman.
BACA JUGA: Mengenal Istilah Defisiensi dalam Dunia Bisnis dan Penyebabnya
“Untuk memenuhi komitmen kami dan untuk mengejar kompetisi, kami harus memiliki tim terbaik. Kami membutuhkan perubahan budaya yang memungkinkan bertanggung jawab untuk mencapai tingkat operasi yang lebih tinggi yang sekarang diperlukan,” Hoffman melanjutkan.
Belum lama ini Ford, produsen AS juga berencana melakukan PHK untuk divisi pengembangan produk dan administrasi di seluruh Eropa. Hal itu sebagai upaya untuk memangkas beban biaya dan menjadi kompetitif di pasar kendaraan listrik.
Ford akan melakukan PHK kepada 3.800 pekerja secara total. Dari jumlah itu, sebanyak 2.300 pekerja berasal dari pabrik Cologne dan Aachen di Jerman.
Sementara itu, 1.300 berasal dari Inggris, dan 200 untuk negara Eropa lainnya. Untuk merealisasikan itu, perusahaan telah menyiapkan program-program sukarela kepada para pekerja.
Pengumuman tersebut menjadi pukulan berat bagi serikat pekerja yang pada akhir Januari lalu memperkirakan skenario PHK hanya sebanyak 2.500 untuk pengembangan produk dan 700 di divisi administrasi.