Cara Go-Jek Melakukan Aktivasi Pemasaran Selama Menjadi Sponsor Liga1
Ajang olahraga menjadi salah satu pintu masuk bagi sebuah brand dalam mempromosikan produk dan layanannya. Sebab itu, banyak brand berlomba-lomba untuk berperan serta dalam kegiatan ajang olah raga. Kompetisi sepakbola Liga Inggris misalnya, selama bertahun-tahun kompetisi ini dipegang oleh perusahaan perbankan Barclays sebagai sponsor utama.
Tercatat Barclays menjadi sponsor utama kontes Liga Inggris sejak tahun 2001. Namun, per tahun 2017 lalu, Barclays tidak memperpanjang kontraknya sebagai sponsor utama Liga Inggris, dan memutuskan menjadi official banking sponsor. Selain Barclays, tercatat ada Nike, EA Sport, Cadbury, Carling, dan Tag Heuer yang menjadi mitra utama Liga Inggris.
Untuk kompetisi bola basket NBA tercatat pada musim kompetisi 2016-2017 berhasil meraup nilai sponsorship mencapai US$ 861 juta. Angka ini meningkat 7,8% dari raihan sponsorship di musim kompetisi sebelumnya. Di ajang NBA sendiri, beragam brand berbondong-bondong turut serta di dalamnya, mulai dari asuransi, otomotif, ritel, perbankan, hingga telekomunikasi.
Di Indonesia, saat ini jenis olahraga yang paling populer adalah sepakbola. Meskipun tim nasional Indonesia sudah lama tidak mengangkat trophi juara, dan beragam kasus melanda, sepakbola terus menjadi olahraga paling populer.
Setelah vakum selama beberapa tahun akibat sanksi dari FIFA, tahun 2017 kompetisi tertinggi dari kontes sepakbola Indonesia kembali bergulir. Yang mengagetkan dari kompetisi ini adalah munculnya dua unicorn sebagai sponsor utama, yakni Go-Jek dan Traveloka. Nama kompetisinya pun berubah menjadi Go-Jek Traveloka Liga 1. Konon nilai sponsorship keduanya mencapai Rp 180 miliar.
“Sepak bola tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Semua berharap sepak bola Indonesia bangkit. Kami di Go-Jek percaya bahwa sepakbola bisa menyatukan masyarakat,” ujar Piotr Jakubowski, Chief Marketing Officer Go-Jek.
Piotr menambahkan, di belakang pertandingan dan kompetisi sepak bola, ada geliat ekonomi kerakyatan yang perputaran nilainya amat besar mulai dari penjualan seragam, pernak-pernik, hingga makanan. Semangat ekonomi kerakyatan ini yang menurut Piotr sejalan dengan misi Go-Jek dalam membangun para mikropreneur. Hal serupa juga menjadi pertimbangan dari Traveloka ketika memutuskan untuk menggelontorkan dana bagi kompetisi sepak bola nasional ini.
Keduanya tercatat tidak hanya mengelentorkan uang miliaran hanya untuk mendapatkan awareness di mata masyarakat saja, namun ada beberapa hal yang bisa dimanfaatkan oleh brand untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis. Piotr menjelaskan bahwa tiket pertandingan Liga 1 akan tersedia di Go-Tix, salah satu layanan yang dimiliki oleh Go-Jek. Sementara untuk pembayaran bisa melalui Go-Pay. Layanan Go-Ride dan Go-Car akan menjadi transportasi resmi selama kompetisi baik bagi tim, panitia, dan penonton.
Selain itu, terdapat beberapa aktivasi yang dilakukan oleh Go-Jek seperti bekerjasama dengan beberapa pemain sepak bola dari klub Liga I untuk menciptakan konten yang bermanfaat bagi layanan Go-Jek.
“Contohnya, kami bekerjasama dengan pemain asing dari Bali United, di mana mereka mencoba makanan lokal Indonesia dengan memesan lewat Go-Food. Konten itu tentunya menarik dan sangat bermanfaat untuk strategi marketing kami,” tambah Piotr.
Selain itu, aktivasi lain yang dilakukan oleh Go-Jek adalah pengibaran bendera Liga I Go-Jek Traveloka oleh para mitra driver saat pembukaan pertandingan, serta mengundang customer Go-Jek dan mitra driver turun ke lapangan saat sesi half-time untuk bermain games.
“Selain logo bisa terlihat oleh masyarakat, ada nilai tersendiri yang bisa diambil oleh para penonton yang menyaksikannya, selain itu juga memberikan pengalaman baru bagi para mitra driver,” terang Piotr.
Kegiatan seperti ini menurut Piotr selain membantu dari sisi marketing juga bernilai pengalaman bagi para mitra driver dan customer serta memberikan hiburan yang menarik bagi para supporter bola yang ikut hadir dalam pertandingan.
Editor: Sigit Kurniawan