Google Diminta Jual Chrome dan Android untuk Akhiri Dugaan Monopoli
Departemen Kehakiman Amerika Serikat mendesak Google untuk mengambil langkah besar guna mengakhiri dugaan praktik monopoli dalam pencarian online. Langkah ini mencakup penjualan browser Chrome, berbagi data pencarian dengan pesaing, hingga kemungkinan menjual sistem operasi Android jika langkah lain gagal.
Kasus ini, yang dianggap sebagai salah satu yang paling signifikan dalam sejarah antitrust, bertujuan mengubah cara pengguna mengakses informasi di internet.
Pengadilan dijadwalkan akan membahas proposal soal dugaan monopoli ini pada April mendatang dengan pengawasan dari hakim federal.
Dikutip dari Reuters, Kamis (21/11/2024), disebut bahwa departemen itu meminta Google menghentikan perjanjian eksklusif dengan perusahaan seperti Apple, di mana Google membayar miliaran dolar agar mesin pencariannya menjadi default di perangkat mereka.
BACA JUGA: WhatsApp Hadirkan Fitur Cek Link di Google untuk Hindari Penipuan
Selain itu, Google dilarang membeli atau berinvestasi dalam pesaing di sektor pencarian, kecerdasan buatan berbasis kueri, atau teknologi periklanan.
Google juga diharuskan menyediakan data hasil pencarian kepada pesaing dengan biaya minimal, dan berbagi data pengguna yang dikumpulkan secara gratis.
Sebagai bagian dari langkah menghindari monopoli ini, penerbit dan situs web dapat memilih untuk tidak memberikan data mereka untuk pelatihan produk kecerdasan buatan milik Google.
Desakan dari departemen itu dipertegas lewat dokumen yang berbunyi “Perilaku tidak sah Google telah menghalangi para pesaing untuk berkembang dengan menciptakan hambatan besar dalam distribusi”.
Google menyebut proposal soal monopoli ini sebagai langkah yang berlebihan dan berbahaya.
“Pendekatan departemen tersebut akan menyebabkan campur tangan pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya, merugikan konsumen, pengembang, dan bisnis kecil, serta mengancam kepemimpinan ekonomi dan teknologi AS,” kata Kent Walker, Chief Legal Officer Alphabet.
BACA JUGA: Google Lens Kini Bisa Lakukan Pencarian lewat Video dan Suara
Google juga menilai langkah divestasi Chrome dan Android dapat berdampak negatif pada perusahaan yang telah mengembangkan produk yang berbasis darikedua platform tersebut.
Jika proposal disetujui, kepatuhan Google akan diawasi oleh komite teknis beranggotakan lima orang yang ditunjuk pengadilan.
Komite ini memiliki kewenangan penuh untuk memeriksa dokumen internal, mewawancarai karyawan, hingga memeriksa kode perangkat lunak Google.
Menanggapi desakan ini, Google akan memiliki kesempatan untuk mengajukan proposal balasan pada Desember mendatang, sebelum keputusan akhir diambil.
Kasus ini diperkirakan akan membawa dampak besar pada dunia digital, terutama dalam mendorong persaingan yang lebih sehat di industri pencarian online.
Editor: Eric Iskandarsjah Z