Dongkrak Keamanan lewat AI, Google Hadirkan Google Threat Intelligence
Penerapan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) oleh Google terus meluas. Google pun baru-baru ini mengumumkan peluncuran produk keamanan terbarunya yang dinamai Google Threat Intelligence.
Produk ini menggabungkan model keamanan siber buatan Mandiant dan intelijen ancaman dari VirusTotal, kemudian dianalisis dengan model kecerdasan buatan Gemini AI.
Dilansir dari TheVerge pada Selasa (7/5/2024), produk baru ini menggunakan model bahasa besar Gemini 1.5 Pro, yang diklaim Google dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk menganalisis serangan malware.
BACA JUGA: Saingi Google, OpenAI Akan Luncurkan Search Engine Berbasis ChatGPT
Perusahaan mengeklaim, Gemini 1.5 Pro yang dirilis pada bulan Februari, hanya membutuhkan waktu 34 detik untuk menganalisis kode virus WannaCry, serangan ransomware tahun 2017 yang melumpuhkan rumah sakit, perusahaan, dan organisasi lain di seluruh dunia.
Penggunaan dari Gemini dalam ranah ancaman siber sendiri adalah dengan merangkum laporan ancaman siber menjadi bahasa alami di dalam Threat Intelligence. Sehingga perusahaan dapat menilai bagaimana serangan dapat membahayakan sebuah perusahaan.
Artinya, perusahaan bisa merencanakan respon terhadap ancaman siber dengan lebih optimal, tidak berlebihan atau kekurangan.
BACA JUGA: Google Blokir 2,28 Juta Aplikasi di Google Play Sepanjang 2023
Google mengatakan bahwa Threat Intelligence juga memiliki jaringan informasi yang luas untuk memantau ancaman siber yang potensial sebelum sebuah serangan terjadi.
Hal ini memungkinkan pengguna untuk melihat gambaran lebih besar dari lanskap keamanan siber, dan memprioritaskan hal-hal yang perlu difokuskan.
Mandiant juga menyediakan para ahli yang memantau kelompok-kelompok yang berpotensi menjadi ancaman siber berbahaya dan konsultan yang bekerja dengan perusahaan untuk memblokir serangan. Komunitas VirusTotal juga secara teratur memposting indikator ancaman.
BACA JUGA: Diam-diam, Apple Kembangkan Cip AI Khusus untuk Pusat Data
Perusahaan juga berencana untuk menggunakan para ahli Mandiant untuk menilai kerentanan keamanan siber di sekitar proyek-proyek kecerdasan buatan. Melalui Google’s Secure AI Framework, Mandiant akan menguji pertahanan siber model AI dan membantu dalam upaya red-teaming.
Meskipun model AI seperti ini dapat membantu merangkum ancaman dan menganalisis serangan malware, model-model itu sendiri kadang-kadang dapat menjadi mangsa bagi pelaku yang jahat.
Mengingat, pelaku kejahatan siber bisa melakukan ‘pencemaran data’, yakni teknik yang menambahkan kode tertentu ke dalam data yang diambil model AI, sehingga model tidak dapat merespons permintaan tertentu.
Editor: Eric Iskandarsjah