Google: Orang Indonesia Cenderung Jadi Last Minutes Bookers

marketeers article

Tren travelling di kalangan masyarakat Indonesia terus meningkat. Hal ini terlihat dari tren pencarian informasi terkait perjalanan yang menurut data Google meningkat 30% sejak tahun 2017. Industri perjalanan ini memiliki peran penting bagi ekonomi Indonesia. Bahkan, berdasarkan tren, Google memprediksi Indonesia bakal menjadi pasar online travel terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2025 dengan nilai US$ 25 miliar. Hal ini disampaikan oleh Zulfi Rahardian, Industry Manager-Travel Google Indonesia, di kantor Google Indonesia, Jakarta, Selasa (9/10/2018).

“Seiring dengan tren travelling ini, pencarian di Google Search tumbuh 30% sejak Januari 2017. Menariknya, tren itu meningkat pada masa-masa peak season. Termasuk pada pertengahan tahun, antara Juni dan Juli, karena efek Lebaran. Tren naik terjadi pada akhir tahun yang mana banyak orang Indonesia merencanakan dan melakukan liburan,” ujar Zulfi.

Zulfi menambahkan, pencarian melalui Google Search sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari proses travelling. Sebanyak 96% hotel bookers merasakan pentingnya pencarian online dalam keseluruhan proses keputusan perjalanan. Dan, 87% dari mereka melihat-lihat video tentang ulasan hotel dan tempat penginapan secara online.

“Dalam proses pencarian online ini, peran mobile platform sangat dominan. Bisa jadi, mobile platform ini menjadi jantung dari proses perencanaan perjalanan tersebut. Dibanding tahun 2017, pertumbuhan mobile ini 50%. Dan, dari riset tampak bahwa 53% orang akan meninggalkan situs web kalau speed-nya lebih dari tiga detik. Dengan demikian, peran mobile platform ini sangat penting di era sekarang,” imbuh Zulfi.

Selain itu, data Google menyatakan konsumen Indonesia membutuhkan waktu yang lama untuk memilih. Rata-rata orang Indonesia yang memesan hotel perlu waktu tiga belas hari untuk memilih kamar. Ini merupakan waktu yang panjang bagi merek untuk menjadikannya sebagai momentum untuk menciptakan values lain. Kalau dibandingkan dengan negara lain, proses orang Indonesia dalam memilih destinasi ternyata lebih pendek. Dalam konteks ini, orang Jepang membutuhkan rata-rata 22 hari dan orang Australia maupun Selandia Baru membutuhkan rata-rata 16 hari.

“Uniknya lagi, orang-orang Indonesia cenderung memutuskan pembelian pada menit-menit terakhir. Ada kecenderungan mereka menjadi last minutes bookers. Rata-rata 24% pemesanan hotel dilakukan pada menit terakhir atau kurang dari sehari. Kecenderungan ini justru akan meningkat pada musim liburan dan bisa naik menjadi 32%,” kata Zulfi.

Tren yang sama juga ditangkap oleh salah satu pemain e-commerce Traveloka. “Kami melihat adanya perubahan tren pola konsumsi di mana saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih gemar menghabiskan waktu dan pendapatannya untuk travelling. Pengeluaran liburan pada tahun 2018 diperkirakan akan tumbuh 5,1% dengan nilai Rp 368,9 triliun,” ujar Kurnia Rosyada, Vice President of Marketing Traveloka.

Menanggapi kecenderungan orang Indonesia melakukan pemesanan di menit-menit terakhir, Kurnia mengatakan hal itu terkait dengan destinasinya. Untuk destinasi lokal yang sudah begitu dikenal, mereka akan cenderung last minutes. Alasannya, mereka sudah tahu persis lokasinya, termasuk informasi penginapan, kendaraan, resto, tempat wisata, dan sebagainya. Sementara, untuk destinasi jauh seperti di luar negeri, mereka cenderung melakukan pemesanan jauh-jauh hari. Alasannya, mereka membutuhkan waktu untuk persiapan liburan yang matang.

“Yang jelas, Traveloka mencoba memberi pengalaman terbaik bagi kedua jenis konsumen tersebut. Itu lebih soal preferensi saja,” kata Kurnia.

Related