Gorry Gourmet, Tak Sekadar Jual Makanan Sehat

marketeers article
Percaya atau tidak, semakin maju perekonomian suatu negara, kesehatan manusia kian dipertaruhkan. Tengok saja, makan siang Anda hari ini, apakah sudah mencukupi untuk disebut makanan sehat? Disadari atau tidak, gula, garam, dan minyak adalah tiga bahan makanan yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia secara berlebihan.
 
Menyadari bahwa mencari makanan sehat itu susah, dua orang pemuda Harry Budiman dan William Susilo membentuk healthy food catering berbasis online bernama Gorry Gourmet. Beroperasi sejak Oktober 2014, Gorry Gourmet sudah melayani 3.000 orang di Jakarta, dan berencana untuk melebarkan pasarnya di kota-kota besar di Indonesia.
 
Co-Founder & CEO Gorry Gourmet William Susilo mengatakan, yang menjadi diferensiasi antaranya Gorry Gourmet dengan katering lainnya terletak pada produk yang disajikan ke konsumen. Pihaknya tidak hanya memproduksi makanan sehat dan enak yang dibuat chef di dapur, mealinkan juga melibatkan dokter gizi dan nutrisionis dalam pembuatan menu-menunya itu.
 
William melanjutkan, dokter gizi dan nutrisionis itu bertugas melakukan validasi, khususnya soal jumlah kalori. Sebab, kebutuhan kalori setiap orang berbeda-beda, tergantung dari program makanan yang dipilih. 
 
“Program yang kami tawarkan macam-macam. seperti program menguruskan, meningkatkan, atau menstabilkan berat badan. Ada juga program pembentukan otot, dan kebutuhan khusus lainnya. Kebutuhan diet yang beda, menciptakan kebutuhan makanan tiap orang sangat personal,” terang William kepada Marketeers melalui sambungan telepon.
 
William menekankan, dengan menawarkan kebutuhan yang personal tersebut, pihaknya tidak hanya menjual produk, melainkan juga servis. Dengan mengisi data yang ada di situs Gorry Gourmet, kalkulator gizi akan memberikan catatan yang mesti diperhatikan. Misalnya, mengenai kalori yang diperlukan setiap harinya oleh konsumen, atau pun berat badan ideal yang seharusnya dicapai konsumen itu. 
 
“Nah, ketika orang sudah menemukan goal-nya, katakanlah ia ingin menguruskan berat badan. Maka, kami bersama ahli gizi dan nutrisionis akan memberikan arahan rekomendasi makanan yang bisa dipilih oleh konsumen, yang mendukung tujuan dari orang itu. Sehingga, itulah diferensiasi kami,” terangnya.
 
Meskipun rekomendasi pengaturan pola makan atau diet bisa selama 27 minggu, namun Gorry Gourmet hanya memberikan paket berlangganan katering maksimal 28 hari. William mengatakan, pihaknya hanya memberikan tiga paket, yaitu seminggu, dua minggu, dan satu bulan untuk memudahkan konsumen. 
 
“Konsumen tidak bisa harus memesan selama enam bulan. Itu terlalu lama bagi mereka. Lagipula, mereka harus coba dulu produknya. Kalau mereka suka, mereka akan lakukan pemesanan lagi. Jadi, mereka punya fleksibilitas,” ujar William.
 
Berbicara segmentasi, Gorry Gourmet secara branding memang menyasar orang-orang yang bermukim di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Dari sisi usia, rata-rata yang memesan adalah kalangan 25 hingga 40 tahun. 
 
“Dari sisi pendapatan, kami masih menyasar kalangan first jobber atau mereka yang sudah memiliki usaha sendiri, dan tinggal di suburban atau urban,” ujarnya. 
 
Sedangkan, untuk segmentasi berdasarkan produk, William bilang, produk penurun berat badan, hampir 90% pelanggannya didominasi perempuan. Untuk produk pembentuk otot, angkanya sebanding antara laki-laki dan perempuan. 
 
“Kami akan meluncurkan produk-produk yang spesifik, misalnya produk makanan khusus para diabetes, dan produk makanan berkebutuhan khusus lainnya. Namun, kami tidak bisa sekaligus lempar itu ke pasar. Harus satu-satu. Biar pasar meresponsnya tidak bingung,” ujar pria yang juga bekerja sebagai Head of Strategic Planning di PT Sinarmas Land Tbk.
 
Editor: Sigit Kurniawan 

    Related

    award
    SPSAwArDS