PT GoTo Gojek Tokopedia menegaskan pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan, percepatan langkah menuju profitabilitas serta rencana untuk memperdalam sinergi ekosistem adalah fokusnya untuk Indonesia. Hal tersebut disampaikan perusahaan dalam Paparan Publik Tahunan beberapa waktu lalu.
Andre Soelistyo, Group CEO GoTo menyampaikan perusahaan berkomitmen pada tiga hal penting dalam setiap inovasi dan kegiatan bisnis perusahaan. Ketiga hal tersebut yaitu mencapai pertumbuhan bisnis yang berkualitas dan berkelanjutan, mempercepat profitabilitas perusahaan serta memperkuat sinergi antar-platform di dalam ekosistem.
“Perjalanan kami baru berlangsung selama satu tahun. Oleh karena itu, kami akan terus mengoptimalkan keunggulan bersaing (competitive advantage) kami untuk mendorong kemajuan dan membawa dampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat,” kata Andre.
Selanjutnya, direksi dan Manajemen GoTo menekankan empat area sinergi yang menjadi fokus, serta landasan perusahaan dalam mengembangkan bisnis kedepannya. Pertama, meningkatkan cross-selling antar platform. Kedua, memaksimalkan strategi hyperlocal pada layanan logistik dan pemenuhan.
Ketiga, mengintegrasikan layanan fintech antar platform secara lebih dalam. Keempat, meningkatkan layanan value-added untuk memberi manfaat lebih bagi mitra driver dan merchant.
Terkait dampak sosial, perusahaan menyampaikan integrasi sasaran berkelanjutan dalam rangka memberi dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat melalui sasaran Tiga Nol (three zeros) yang terdiri dari Nol Emisi Karbon, Nol Sampah, dan Nol Hambatan (Zero Emission, Zero Waste, Zero Barriers). GoTo telah menargetkan pencapaian sasaran yang ditetapkan pada tahun 2030, seiring semakin mendalamnya integrasi antara ketiga platform.
Pada kuartal I 2022, perusahaan digital itu masih mengalami rugi bersih sebesar Rp 6,6 triliun. Nilai transaksi bruto atau GTV perusahaan senilai Rp 140 triliun dan pendapatan bruto sebesar Rp 5 triliun.
Sementara itu, untuk kuartal II 2022, GTV GoTo akan berada di kisaran Rp 142 triliun hingga Rp 150 triliun. Selanjutnya, pendapatan bruto bakal mencapai kisaran Rp 5,3 triliun hingga Rp 5,6 triliun.
Editor: Ranto Rajagukguk