GoWork Tingkatkan 490 Kali Lipat Area di Tahun 2020

marketeers article

Bisnis co-working space kian bertumbuh pesat di kawasan Asia, tak terkecuali Indonesia. Jumlah keanggotaan co-working space di Asia tumbuh sekitar 40% per tahun atau sebanding dengan jumlah Compound Annual Growth Rate (CAGR) keanggotaan co-working global (41%).

Menangkap permintaan yang besar di industri ini, operator co-working space lokal, GoWork akan meningkatkan 490 kali lipat area yang mereka miliki dari total area awal mereka di tahun depan. Target ini akan direalisasikan GoWork melalui kemitraan dengan mal dan gedung perkantoran grade-A yang tersebar di empat kota besar di Indonesia (Jakarta, Bali, Surabaya, dan Medan).

“Kami yakin dengan peluang pasar, kemampuan tim, dan dukungan berkelanjutan dari para pemangku kepentingan untuk terus mengembangkan area GoWork dalam beberapa tahun ke depan. Inovasi dalam desain, produk mutakhir berbasis teknologi, dan jaringan yang kuat mendorong kami ke jumlah penyewaan tiap lokasinya yang stabil di atas 90% dan angka retensi di atas 80% sejak kami mulai beroperasi,” terang Vanessa Hendriadi, CEO & Co-Founder GoWork di Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Menurut Vanessa, solusi pengelolaan kantor end-to-end yang ditawarkan GoWork dapat membantu perusahaan menghemat biaya modal usaha, mengurangi gangguan dalam mengelola tim, hingga menciptakan suasana kerja yang lebih efektif. “Perusahaan yang memiliki kantor GoWork dapat setidaknya menghemat antara 30%-40% dari total biaya,” ujar Vanessa.

Bukan hanya startup, seperti Lamudi, FORE Coffee, dan GOJEK yang menggunakan jasa GoWork. Perusahaan yang telah established, seperti PT Pegadaian pun turut menggunakan layanan GoWork dengan menyewa lebih dari 300 meja. GoWork pun optimistis, target meningkatkan 490 kali lipat area mereka di tahun depan merupakan langkah yang tepat.

 Bukan Pesaing Gedung Perkantoran

Ada satu hal yang digarisbawahi oleh GoWork. Mereka tidak memposisikan diri sebagai pesaing gedung perkantoran, melainkan mitra para manajamen properti.

Konsep yang dikelola GoWork akan merevitalisasi pasar properti, khususnya gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan properti mandiri. Saat ini, GoWork berekspansi ke model solusi perkantoran untuk perusahaan besar dengan menyediakan ruang kerja siap pakai untuk tim berukuran besar.

Upaya ini sejalan dengan pergeseran tren  di perusahaanpembangun dan pengembang, serta manajemen properti. Kini, semakin banyak yang menggunakan model kantor co-working dan serviced office sebagai langkah untuk menghasilkan pemasukan dari portofolio aset mereka.

Perencanaan proyek baru perlu mempertimbangkan aspek co-working sebagai bagian dari fasilitas yang disediakan secara keseluruhan. Misalnya, Market Tech di Inggris telah mengembangkan 8.890 meter persegi properti co-working di tiga lokasi regenerasi pasar Camden di London guna menarik pelanggan baru dan mendorong lebih banyak kunjungan ke lokasi tersebut.

“Model co-working akan terus berkembang. Sebagai tempat kerja, co-working melibatkan ruang kerja dengan kegiatan produktif lain guna saling melengkapi, sehingga para member dapat mencapai kehidupan yang lebih seimbang. Ruang co-working lebih dari sekadar tempat untuk berbisnis, tetapi untuk memperluas koneksi dan pertumbuhan para member secara profesional. GoWork  memiliki tujuan untuk menghapus garis antara work and play, menyatukan aspek mutu hidup ke aspek pekerjaan. Ini adalah masa depan tenaga kerja dan kita tengah berada di dalam masa transisi tersebut,” kata Vanessa.

Selain itu, GoWork turut menyuarakan gerakan ekonomi-berbagi (sharing economy) dengan mendedikasikan lebih dari 25% dari 65.000 meter persegi total ruang kerja mereka (per kuartal 2 tahun 2020) sebagai fasilitas komunal lokasi mereka, seperti area lounge, area coworking, ruang rapat dan ruang acara yang dapat dipesan oleh lebih dari 15.000 anggota dan 500 perusahaan anggotanya.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related