Afrika tengah menjadi pasar pergerakan bagi startup asal Singapura. Kawasan ini dinilati dapat memberikan efek yang baik untuk perkembangan teknologi dan bisnis venture capital. Afrika dilirik sebagai sebuah pasar perawan akan menjadi tempat pertumbuhan bisnis gelombang selanjutnya.
Dilansir dari Tech in Asia, sebanyak 1,2 juta orang di Afrika mulai terlibat di pasar teknologi dari ride hailing sampai e-commerce. Jumlah ini didorong oleh keinginan Afrika untuk menyamakan langkah perkembangan dengan Asia dan seluruh dunia.
Salah satu perusahaan ride hailing yang mulai masuk ke pasar Afrika adalah Gozem. Perusahaan ini menyediakan layanan transportasi daring wilayah Afrika Barat, tepatnya di Togo dan Benin di mana kepemilikan kendaraan masih tergolong mewah sehingga masyarakat terbiasa dengan layanan taksi motor.
Strategi Gozem untuk masuk ke pasar Togo dan Benin bisa dianggap ide cemerlang. Tidak heran karena perusahaan ini menargetkan pertumbuhan cepat layaknya Gojek dan Grab di Asia Tenggara.
Melihat kesuksesan ini, Gozem kini menargetkan invasi lebih luas di wilayah Afrika Barat dan Afrika Tengah. “Pertama, kami akan memperluas bisnis di Afrika Barat dan Afrika Tengah seiring dengan perkembangan kabel optik dan sistem 4G yang sudah mulai dilakukan. Di sini, 90% ponsel sudah dalam bentuk ponsel pintar dan membuka kesempatan untuk perkembangan layanan fintech. Selain itu, wilayah ini seringkali diabaikan oleh investor dan pengusaha padahal memiliki potensi yang besar sebagai perekonomian tertinggi ke-3 di Afrika,” kata Raphael Dana, Co-Founder Gozem.
Editor: Sigit Kurniawan