Perusahaan transportasi on demand Grab berencana membangun pusat riset di Indonesia. Pusat riset ini dibangun setelah Grab mengumumkan akan melakukan investasi besar-besaran dalam empat tahun ke depan senilai US$ 700 juta.
Pusat riset di Indonesia akan menjadi pusat riset ke-empat yang dimiliki oleh perusahaan asal Malaysia tersebut, setelah Singapura, Beijing, dan Seattle. Pusat riset ini direncanakan akan dibangun di wilayah Jakarta.
Ridzki Kramadibrata selaku Managing Director Grab Indonesia menjelaskan bahwa pusat riset ini nantinya tidak sekadar mencari talenta-talenta berbakat engineers di Indonesia dan memperkerjakannya di Grab.
“Kami akan melatih dan memperkerjakan 150 engineers dalam dua tahun. Tidak hanya memperkerjakan, kami juga akan menghubungkan para engineers berbakat Indonesia dengan engineers dari perusahaan-perusahaan top di dunia agar mereka bisa saling menimba ilmu,” ujar Ridzki di Jakarta, Kamis (2/2/2017).
Pusat riset ini nantinya akan difokuskan membangun inovasi dan solusi yang disesuaikan khusus untuk pasar Indonesia. Algoritma baru akan dirancang dan diterapkan untuk peraturan lalu lintas di Jakarta.
Grab akan memilih para engineers berbakat di seluruh Indonesia melalui serangkaian tes dan wawancara melalui universitas unggulan yan tersebar di Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyambut hangat rencana pembangunan pusat riset Grab di Indonesia. Meskipun begitu, Rudiantara menantang Grab untuk tidak membangun pusat riset di Jakarta saja. Ia mengajak Grab untuk membangun pusat riset di wilayah luar Pulau Jawa.
“Indonesia bukan hanya Pulau Jawa,” imbuh Rudiantara.
Pusat riset hanya satu dari tiga fokus investasi Grab di Indonesia. Selain untuk riset, dana investasi US$ 700 juta dalam empat tahun akan ditanamkan pada investasi dalam technopreneurship dan pengembangan layanan cashless.
Editor: Sigit Kurniawan