Grab Luncurkan Sistem Deteksi Kecurangan Bagi Mitra

marketeers article

Grab meluncurkan teknologi deteksi dan pencegahan kecurangan terbaru untuk mitra Grab melalui serangkaian perangkat Grab Defence. Dengan Grab Defence, para mitra  dapat memanfaatkan kemampuan data Grab dalam mengurangi tindak kecurangan untuk memperkuat ekosistem teknologi dan arus transaksi.

Berdasarkan riset Cybersource SEA Fraud Benchmark Report 2018, bisnis e-commerce di Asia Tenggara rata-rata kehilangan sekitar 1,6% dari pendapatan mereka akibat tindak kecurangan. Transaksi palsu dan manipulasi yang dilakukan para pelaku kejahatan terjadi di berbagai platform baik itu e-commerce atau ride-hailing.

Rangkaian perangkat Grab Defence akan menjadi bagian dari strategi GrabPlatform untuk membantu mitra mengintegrasikan layanan mereka dengan Grab. Rangkaian perangkat Grab Defence akan tersedia untuk mitra strategis terpilih di Indonesia pada kuartal kedua dan akan diluncurkan ke seluruh mitra pada akhir tahun ini.

“Setiap hari machine learning kami menganalisis jutaan data secara real-time untuk mendeteksi pola kecurangan, baik yang telah ada maupun yang baru,” ungkap Wui Ngiap Foo, Head of User Trust Grab, dalam siaran persnya.

Baginya tindak kecurangan akan terus berevolusi, oleh karena itu Grab membangun algoritma yang dapat berevolusi dan mempelajari polanya sehingga bisa selangkah lebih maju dari pelaku kejahatan. Ia menegaskan bahwa kecurangan tidak hanya terjadi di industri ride-hailing, tapi sudah menjadi masalah besar bagi pemain ekonomi digital secara keseluruhan.

Sementara itu bagi Ridzki Kramadibrata, President of Grab Indonesia,  di Indonesia, banyak sindikat kejahatan mendapatkan keuntungan secara ilegal dengan menggunakan aplikasi GPS palsu, atau aplikasi yang telah dimodifikasi serta metode lainnya untuk mencuri insentif mitra pengemudi dan menciptakan pengalaman buruk bagi pengguna di platform Grab. Beberapa hal sudah dilakukan oleh Grab salah satuntya kampanye Grab Lawan Opik, Grab Fair, serta bekerja sama dengan pihak kepolisian.

“Kami senang dapat menghadirkan layanan Grab Defence bagi para mitra strategis kami demi menciptakan perkembangan ekosistem teknologi yang sehat di Indonesia,” katanya.

Layanan Grab Defence terdiri dari tiga fitur utama dan masing-masing fitur dapat berfungsi secara terpisah. Pertama, Event Risk Management Suite sebagai paket komprehensif yang akan memungkinkan pelaku bisnis untuk menilai risiko dari suatu peristiwa atau transaksi.

Kedua, Entity Intelligence Services. Layanan ini menggunakan database Grab serta keahlian dalam mengidentifikasi berbagai jenis entitas pelaku kejahatan untuk memprediksi potensi risiko kepada semua pengguna yang berinteraksi dengan platform tersebut. Terakhir, Device & Network Intelligence Services untuk mendeteksi pelaku kejahatan dengan menggunakan data dari perangkat pengguna.

“Teknologi unik yang kami bangun, berikut grafik informasi yang kami miliki, dapat menjadi tambahan berharga meskipun telah ada sistem anti-fraud/anti kecurangan sebelumnya,” ungkap Wui Ngiap Foo.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related