Grave of the Fireflies Hadir di Netflix, Intip Kisahnya yang Bikin Banjir Air Mata

marketeers article
Grave of the Fireflies (Foto: Netflix)

Pencinta anime pasti sudah tak asing dengan Grave of the Fireflies, film legendaris yang sukses membuat penontonnya banjir air mata. Kini, animasi keluaran tahun 1988 itu sudah bisa disaksikan di Netflix mulai 16 September 2024.

Film anime tersebut hadir di lebih dari 190 negara, kecuali Jepang, mengikuti Suzume dan THE FIRST SLAM DUNK yang juga dirilis pada 2024. Kisahnya sendiri diadaptasi dari cerita pendek pemenang Hadiah Naoki karya Akiyuki Nosaka.

Saat pertama kali dirilis, Grave of the Fireflies mendapat sambutan yang cukup baik di Jepang, hingga jejaknya terus berkembang seiring waktu. Roger Ebert, kritikus film terkenal dari Chicago Sun-Times, bahkan menyebutnya sebagai salah satu film perang terbaik dalam sejarah.

Berlatar di Kobe menjelang akhir Perang Dunia II, Grave of the Fireflies menggambarkan nasib tragis saudara kandung yatim piatu akibat perang dan kengerian pada periode tersebut. Berikut sinopsis selengkapnya dari film garapan Isao Takahata, salah satu pendiri Studio Ghibli:

BACA JUGA: Kenalan dengan Labubu, Boneka yang Viral Gegara Lisa BLACKPINK

Kisah Grave of the Fireflies

Grave of the Fireflies mengikuti kisah kakak-beradik bernama Seita dan Setsuko. Mereka harus berjuang untuk bertahan hidup setelah kehilangan orang tua dan tempat tinggal akibat serangan udara Amerika menjelang akhir Perang Dunia II, atau sekitar Juni 1945.

Cerita dimulai dengan narasi dari Seita, yang mengenang masa-masa terakhir hidupnya. Dalam kilas balik, serangan bom di Kobe menghancurkan rumah mereka, membuat Seita dan Setsuko kehilangan sang ibu karena luka bakar yang parah. 

Ayah mereka, yang merupakan seorang perwira angkatan laut, tak pernah kembali dari perang. Tanpa orang tua, Seita yang baru memasuki usia remaja mau tak mau harus bertanggung jawab merawat adik perempuannya yang masih kecil, Setsuko.

Mereka semula berlindung di rumah kerabat, namun seiring waktu, bibi mereka menjadi makin tidak ramah. Ia terus menyalahkan Seita karena tidak berkontribusi dalam situasi perang yang makin sulit, sementara persediaan makanan kian menipis. 

BACA JUGA: 5 Drakor Mirip Romance in the House, Kisahkan Romansa Ibu Tunggal

Akhirnya, Seita memutuskan untuk membawa Setsuko pergi dan tinggal di sebuah gua bekas tempat perlindungan bom. Mereka mencoba hidup mandiri dan berusaha mencari makanan dengan segala cara, namun keadaan makin memburuk.

Persediaan makanan makin menipis. Meskipun Seita sudah berusaha keras, ia tetap tidak mampu menyediakan cukup makanan untuk Setsuko. 

Kondisi kesehatan adiknya pun mulai memburuk karena kelaparan dan malnutrisi. Di tengah penderitaan tersebut, Seita mengetahui bahwa Jepang telah menyerah pada Sekutu, yang berarti ayah mereka kemungkinan besar telah tewas dalam perang. 

Putus asa dan tidak tahu harus berbuat apa, Seita menggunakan sisa simpanan uang untuk membeli sedikit makanan, tetapi sudah terlambat. Setsuko, yang sudah sangat lemah, meninggal dalam pelukan Seita. 

Seita, hancur karena kehilangan satu-satunya keluarga yang tersisa, mengkremasi jenazah adiknya dan menyimpan abunya dalam kaleng permen yang pernah menjadi simbol kebahagiaan kecil mereka. Film ini berakhir dengan kembalinya Seita ke masa sekarang, yang akhirnya meninggal karena kelaparan. 

Roh Seita dan Setsuko kemudian bersatu kembali, beristirahat dalam damai, mengingat masa-masa bahagia mereka sebelum perang menghancurkan hidup mereka.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS