Selama lebih dari 50 tahun, manusia telah mengonsumsi sumber daya alam secara berlebihan dibandingkan dengan sejarah sebelumnya. Green product menjadi solusi atas keserakahan yang terjadi selama puluhan tahun ini.
Fenomena kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global telah menarik perhatian para konsumen terhadap sebuah produk yang bernilai lebih bagi lingkungan. Hal itu memunculkan generasi cinta lingkungan yang menggalakkan istilah ‘go green’ dalam setiap keputusan pembelian produk yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan minim polusi.
Sebuah studi pada tahun 2015 mengungkapkan 73% konsumen di 60 negara telah bersedia untuk membayar lebih untuk membeli produk yang berkelanjutan. Hal ini menunjukkan telah terjadinya pergeseran perilaku konsumen menuju pola hidup berkelanjutan (sustainable living).
Untuk memenuhi kebutuhan dari adanya pergeseran perilaku konsumen ini, para pelaku bisnis mulai gencar untuk dapat menciptakan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen. Salah satunya adalah green product yang dianggap menjadi solusi dari fenomena yang berkembang saat ini.
BACA JUGA: Triple Bottom Line: Ukuran Kesuksesan Bisnis Tidak Sekadar Profit
Untuk dapat memahami lebih lanjut terkait green product, simak pembahasan selengkapnya di artikel berikut ini:
Apa itu green product?
Menurut Oboloo, green product adalah produk yang dirancang untuk memiliki dampak paling kecil bagi lingkungan. Menurut Feedough, green product merupakan produk berkelanjutan yang meminimalkan dampak lingkungan di seluruh life-cycle product hingga produk sudah tidak lagi bisa digunakan.
Produk ini dapat terbuat dari bahan daur ulang yang bisa digunakan kembali, biodegradable, bebas racun dan bahan berbahaya, serta berbahan baku sumber daya terbarukan yang ramah lingkungan. Green product juga bisa mendapatkan sertifikasi tertentu dari organisasi/lembaga independen yang bergerak pada isu keberlanjutan, seperti Energy Star dan The Forest Stewardship Council.
Tujuan dari penciptaan produk ini adalah untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan efisiensi sumber daya. Produk ini dipasarkan dengan strategi green marketing agar dapat mengomunikasikan nilai produk yang tepat sasaran.
Contoh dari green product yang sudah ada di pasaran adalah mobil listrik, TV hemat energi, sustainable fashion, plastik daur ulang, dan masih banyak lagi.
BACA JUGA: Sustainable Business: Peran Pelaku Bisnis dalam Mewujudkan SDGs
Keunggulan dari green product
Bagi perusahaan
– Menjangkau pasar baru karena green product memiliki segmen pasarnya sendiri, yaitu konsumen ramah lingkungan yang hanya membeli produk ramah lingkungan dan rela membayar lebih untuk itu.
– Meningkatkan competitive advantage sebagai produk yang unggul dengan nilai berkelanjutan dibandingkan produk lain sejenis yang ada di pasar.
– Membangun citra publik dan reputasi karena produk yang dirancang tidak semata-mata untuk tujuan profit, tetapi berdampak baik bagi masyarakat dan lingkungan.
– Membangun brand loyalty karena produk yang bernilai dan memuaskan akan memiliki pelanggan yang loyal dan mendukung visi misi perusahaan.
Bagi pelanggan
– Hemat biaya karena produk hijau umumnya jauh lebih tahan lama dan hemat energi dibandingkan produk konvensional. Hal ini tentu berpengaruh pada biaya yang dikeluarkan pelanggan.
– Perawatan mudah dan rendah jika produk digunakan secara bertanggung jawab dan dirawat dengan baik.
– Meningkatkan kualitas kesehatan tubuh karena green product terbuat dari bahan yang bebas dari bahan kimia dan berbahaya. Kesehatan ini baik fisik maupun psikis, sehingga terhindar dari masalah kesehatan mental.
Bagi masyarakat dan lingkungan
– Efisiensi penggunaan sumber daya karena tidak menggunakan sumber daya yang berlebihan, terutama bagi bahan bakar fosil yang tak terbarukan.
– Menjaga kelestarian lingkungan karena green product terbuat dari bahan organik yang mudah terurai dan sumber daya terbarukan. Hal ini tentu mengurangi jumlah polusi penyebab perubahan iklim, seperti gas rumah kaca, seperti CFC, ozon, dan metana.
BACA JUGA: Green Business: Kejar Keseimbangan dalam Profit, People, dan Planet
Tantangan utama green product
– Biaya mahal karena produk hijau memerlukan inovasi dan banyaknya investasi yang membutuhkan biaya pengembangan produk yang jauh lebih mahal daripada produk konvensional. Mahalnya biaya awal membuat konsumen ragu untuk membeli green product.
– Kurangnya edukasi yang mana masih banyaknya masyarakat awam yang belum mengetahui tentang keunggulan green product dan peduli dengan masalah lingkungan.
– Investasi besar yang digunakan untuk pengembangan teknologi baru dan aktivitas research and development (R&D).
Contoh green product
Kendaraan bermotor selalu dianggap sebagai salah satu kontributor karbon selama berpuluh tahun yang memicu terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim. Perusahaan otomotif mulai melakukan inovasi untuk menghadirkan produk otomotif yang ramah lingkungan.
Salah satu promotor produk mobil ramah lingkungan adalah Tesla melalui revolusi mobil listrik (electric vehicle). Mobil listrik Tesla cukup beroperasi dengan penggunaan sumber daya listrik yang ramah lingkungan tanpa menghasilkan keluaran sampingan, seperti karbondioksida.
Saat ini, Tesla telah memiliki sekelompok pelanggan loyal yang setia dan mampu memiliki pangsa pasar sebesar 2% di pasar otomotif Amerika Serikat (AS). Produk ini bisa disebut masih memiliki harga yang cukup mahal dan sudah masuk pasar Indonesia.
Meskipun mahal, permintaan akan produk ini masih sangat tinggi bahkan melebihi jumlah penawarannya. Para kompetitor otomotif juga mulai bermunculan dengan menawarkan mobil listrik yang dapat menjadi solusi kendaraan ramah lingkungan pada masa depan.
BACA JUGA: Green Marketing: Cintai Bumi dengan Strategi Pemasaran Berkelanjutan
Demikianlah penjelasan mengenai green product yang memiliki tren permintaan terus meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan dengan sepuluh tahun terakhir. Fenomena masyarakat yang jauh lebih peduli dengan isu keberlanjutan menjadi sebuah peluang sekaligus tantangan bagi pelaku bisnis.
Hal ini didukung oleh perubahan iklim yang melanda dunia tidak hanya menjadi pembicaraan saja, tetapi perhatian bagi seluruh negara di dunia. Pergeseran perilaku konsumen ini sangat memengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk dapat berkontribusi dalam mengurangi dampak negatif produk terhadap lingkungan.
Pebisnis dan marketer harus mulai mencari celah untuk bisa menghasilkan green product yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat yang berkelanjutan.
Editor: Ranto Rajagukguk