Greenfields Indonesia Bangun Reaktor Biogas di Peternakan Blitar
PT Greenfields Fairy Indonesia baru saja mencatatkan langkah besar dalam komitmen keberlanjutannya. Hal ini dilakukan dengan pembangunan reaktor biogas baru di peternakan keduanya di Wlingi, Blitar, Jawa Timur.
Melihat bisnis yang dijalankannya, Greenfields Indonesia merupakan produsen dan manufaktur produk fresh milk pasteurisasi dalam kemasan dengan peternakan terbesar di Indonesia. Jumlah sapi perusahaan mencapai lebih dari 19.000 ekor, berjenis Holstein dan Jersey.
Rata-rata, tiap tahunnya Greenfields Indonesia memproduksi susu sapi segar mencapai 97.000 ton, atau kurang lebih 10& dari total produksi SSDN 2022.
BACA JUGA: Greenfields Luncurkan Greenfields Fresh Yogurt Pouch
Heru Setyo Prabowo, Head of Dairy Farm Development & Sustainability, Government, Environment and Safety Farm Greenfields Indonesia menjelaskan bahwa sejak awal, perusahaan berkomitmen untuk melakukan bisnis yang terintegrasi, mulai dari peternakan, pabrik, hingga produk tiba di tangah konsumen.
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat memegang kontrol penuh atas kualitas dan nutrisi produk, maupun dampak yang mungkin dihasilkan selama proses produksi berlangsung.
“Oleh sebab itu, kami berinvestasi secara utuh dalam Pembangunan peternakan dan pabrik modern berskala internasional ini. Lengkap dengan berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk menjaga lingkunga, salah satunya melalui kehadiran reaktor biogas di Blitar ini,“ jelasnya.
Peternakan sapi berpotensi dalam mengeluarkan emisi gas rumah kaca akibat gas metana yang terjadi dari proses alami ketika sapi bersendawa, buang angin, hingga limbah kotorannya.
Berdasarkan laporan Kementrian Pertanian pada tahun 2019, kontribusi gas rumah kaca dari subsektor pertanian masih di bawah 2% dari total emisi nasional. Namun, dibutuhkan peran aktif dari seluruh pihak, termasuk para pelaku industri guna memekan laju pemanasan global.
Berdasarkan penuturan Heru, proyeksi reaktor biogas tersebut akan dapat menghasilkan 7.200 m3 biogas setiap harinya. Kemudian, biogas diubah menjadi listrik dengan daya sebesar kurang lebih 15.800 kilowatt-jam.
BACA JUGA: Beralih ke Energi Terbarukan, Uni-Charm Pasang PLTS di Dua Pabrik
“Energi terbarukan ini akan sangat bermanfaat untuk operasional di peternakan, lantaran dapat mengurangi ketergantungan kami pada bahan bakar fosil, dan semakin menurunkan jejak emisi karbon. Selain itu, hasil ampas limbah kotoran sapi dari pengelolaan reaktor biogas tersebut akan menjadi pupuk organik,” lanjut Heru.
Pemanfaatkan reaktor biogas ini juga berdampak besar pada pengolahan air limbah yang lebih bersih dan aman bagi lingkungan. Karena, akan menurunkan 70% Kebutuhan Oksigen Kimiawi/ Kebutuhan Oksigen Biokimia (KOK/KOB) dan 50% Padatan Tersuspensi Total di aliran limbah.
“Kami harap, wujud komitmen yang Greenfields Indonesia lakukan dapat mendukung capaian pemerintah untuk mengurangi emisi hingga 29% pada 2030, serta target Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada bauran energi nasional pada 2025,” tutur Heru.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz