Pandemi COVID-19 memberikan dampak sangat parah bagi sektor pariwisata. Pelaku bisnis di sektor ini benar-benar hampir tak berdaya menghadapi tantangan ini. Namun, Randy Durband selaku CEO dari Global Sustainable Tourism Council (GSTC) mengungkapkan bahwa pariwisata adalah sektor yang tangguh.
“Ketangguhan itu terbagi menjadi dua arti. Pertama, ialah kekuatan untuk bertahan dalam kesulitan. Kedua, kemampuan untuk pulih setelah kesulitan. Hal ini terlihat ketika pariwisata, khususnya pariwisata Indonesia berhasil bangkit kembali setelah bencana alam menimpa. Oleh sebab itu, sektor pariwisata saat ini perlu intropeksi untuk melihat kembali pariwisata yang berkelanjutan,” ungkap Randy pada acara The 2nd Planet Tourism Indonesia 2021, Beyond Recovery, Towards Sustainability, Rabu (22/09/2021).
Ia menyampaikan bahwa GSTC memiliki kriteria destinasi yang menjadi pedoman dan standar untuk pariwisata berkelanjutan di seluruh dunia. Ketangguhan dalam kriteria destinasi yang ada meliputi A11: Risk and Crisis Management. Setiap destinasi mampu memiliki pengurangan risiko dan mengelola krisis, serta rencana tanggap darurat yang sesuai dengan destinasi. Kuncinya, setiap elemen dapat dikomunikasikan kepada penduduk, pengunjung dan perusahaan. Prosedur serta sumber daya manusia sudah matang untuk menerapkan rencana yang diperbarui secara berkala.
Kriteria destinasi selanjutnya adalah B7: Safety and Security. Setiap destinasi perlu memiliki sistem yang terpantau, menangkal hingga melaporkan kepada publik terkait kejahatan. Serta dapat menangani bahaya keselamatan dan kesehatan demi memenuhi kebutuhan pengunjung dan penghuni.
“Meskipun sektor pariwisata dapat dengan sigap bangkit dari beberapa bencana alam yang pernah dialami, namun berbeda selama pandemi COVID-19. Beberapa kegiatan di sektor pariwisata mengalami pemulihan yang masih sangat lambat dan tidak merata,” pungkas Randy.
Menurutnya, kegiatan yang lambat pulih antara lain pelayaran, rapat, insentif, konferensi dan pameran di pusat kota. Sementara yang cepat pulih ialah pariwisata domestik, aktivitas di daerah terpencil dan menginap di resor, aktivitas luar ruang dan akses transportasi publik melalui jalur darat.
“Minat dan permintaan masyarakat terkait bepergian masih terpendam secara luar biasa. Kami melihat para pelancong sangat ingin kembali melakukan perjalanan, sehingga potensi dalam sektor pariwisata masih sangat jelas,” tegas Randy.
Editor: Eko Adiwaluyo