GTA VI hingga Deep Fake, Ini 5 Ancaman Siber pada Tahun 2024

marketeers article
GTA VI Hingga Deep Fake, Ini 5 Ancaman Siber Yang Perlu Diwaspadai Pada 2024 (FOTO: Kaspersky)

Ancaman siber terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Selain itu, pelaku juga berkembang dengan menciptakan modus-modus baru guna mengelabui korbannya.

Menggunakan social engineering, skema-skema baru untuk mengelabui konsumen pun akan terus berubah sesuai tren yang terjadi. Mulai dari GTA VI hingga deep fake, perusahaan keamanan siber Kaspersky memprediksi lima modus-modus yang akan menjadi tren digunakan para pelaku kejahatan siber.

1. Meningkatnya penipuan berkedok amal

Menurut PBB, tahun 2023 merupakan tahun dengan tingkat konflik kekerasan global tertinggi sejak Perang Dunia II. Meningkatnya konflik ini, ditambah dengan dampak jangka panjang dari pandemi ini dan bencana iklim yang terus berlanjut, telah menciptakan lingkungan utama bagi penipuan berkedok amal.

BACA JUGA: Sejauh Mata Memandang dan Greenpeace Angkat Isu Krisis Iklim dalam Balutan Seni

Menjelang tahun 2024, Kaspersky memperkirakan terjadi peningkatan signifikan dalam penipuan semacam ini, yang memanfaatkan dampak luas dari krisis global ini.

2. Gim skema P2E jadi sorotan pelaku

Gim dengan skema play-to-earn (P2E) menjadi gim dengan pertumbuhan pengguna yang tinggi. Skema permainan yang memungkinkan pemain memperoleh kurensi riil, biasanya kripto, menjadi daya tarik skema ini.

Dengan investasi finansial yang besar dan daya tarik pendapatan dari game P2E, penjahat dunia maya siap untuk meningkatkan fokus mereka dalam mengeksploitasi sektor tersebut. Lonjakan nilai Bitcoin baru-baru ini dan janji kemudahan mendapatkan uang dalam game menjadikannya target yang menarik.

BACA JUGA: Belajar dari Kasus Reizuka Ari, Kenali Ciri Abuse of Power

3. Deep fake suara sedang meningkat

Teknologi deep fake sudah bukan hal baru, namun potensi bahayanya baru mulai terasa mengancam saat ini, ketika AI makin canggih dan mudah diakses. Peluncuran API Text-to-Speech (TTS) OpenAI baru-baru ini, dengan kemampuan canggihnya untuk menghasilkan ucapan mirip manusia.

Meskipun inovasi-inovasi ini menandai sebuah lompatan ke depan, namun ini juga memberikan peluang untuk disalahgunakan. Penipu berpotensi mengeksploitasi teknologi ini untuk menciptakan konten penipuan yang lebih meyakinkan dan mudah diakses, sehingga meningkatkan risiko terkait dengan teknologi deep fake.

4. Segmentasi internet dan kebangkitan layanan VPN

Mengingat kemampuan ini, ditambah dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap privasi dan aksesibilitas informasi, permintaan global terhadap solusi VPN diperkirakan meningkat secara signifikan pada tahun mendatang. Permintaan akan VPN yang bakal meningkat belum tentu diimbangi kemampuan penyedia layanan untuk memproteksi data pengguna.

BACA JUGA: Luhut Minta Pendanaan Iklim Tak Bebani Negara Berkembang

5. Penipu mengejar tren pemutaran film-film perdana dan rilis gim populer

Film dengan penonton yang cukup besar, seperti Dune: Part 2, Deadpool 3, Joker 2, Gladiator 2, dan Avatar 3 makin dekat untuk dirilis sehingga penipuan akan meningkat. Aksi mogok para aktor (actor strike) dapat menyebabkan peredaran film ilegal makin marak, sehingga menciptakan lingkungan ideal bagi situs phishing yang menawarkan akses eksklusif.

Tidak hanya terbatas pada pemutaran perdana bioskop, gim populer seperti GTA VI yang rencana memulai debutnya pada tahun 2024, bakal menjadi sorotan game tahun ini. Sifat online dari game ini memperkenalkan mata uang dalam game, sehingga menarik penipuan.

Skema klasik yang melibatkan akses pre-order dan harga yang menarik diperkirakan muncul kembali seiring dengan antusiasnya komunitas game menyambut rilis tersebut.

“Dalam prediksi ancaman konsumen tahun 2024, kami memberikan wawasan tentang potensi risiko dunia maya. Dunia penipuan bersifat dinamis, dan para penipu terus-menerus merancang skema baru. Tetap waspada, karena taktik baru mungkin muncul, dan mempertahankan sikap proaktif tetap menjadi pertahanan terkuat Anda melawan ancaman yang terus berkembang ini,” kata Anna Larkina, pakar keamanan dan privasi di Kaspersky dalam keterangannya, Senin (4/12/2023).

Editor: Ranto Rajagukguk

Related