Gurita Bisnis Sampoerna Kayoe di Pasar Lokal dan Ekspor

marketeers article

Industri olahan kayu memiliki potensi bisnis yang besar. Apalagi, negeri ini kaya akan bahan bakunya. Pasar pun berkembang di dalam negeri juga di mancanegara. Seperti yang dirasakan oleh Sampoerna Kayoe. Sampoerna Kayoe yang belakangan tengah melakukan rebranding, dulunya bernama Samco Timber, menunjukkan performa bisnis yang ciamik di kedua pasar tersebut. Seperti apa bisnis yang dijalankan Sampoerna Kayoe?

Sampoerna Kayoe sebagai produsen kayu lapis asal Indonesia dan sudah menggarap pasar dunia, menyajikan berbagai jenis produk seperti Plywood, LVL, Deck & pintu kayu dengan kualitas international. “Saat ini, kami bisa memproduksi 850.000 meter kubik per tahunnya. Semua ini untuk pasar regional dan ekspor yang porsinya sama besar,” Riko Setyabudhy Handoko, CEO Sampoerna Kayoe saat ditemui di ICE BSD, Tangerang Selatan (21/03/2019).

Riko menyebutkan, di pasar regional Sampoerna Kayoe besar untuk kayu lapis, kayu flooring, docking, kayu LVL untuk konstruksi, hingga kayu untuk pintu. Untuk menopang bisnis mereka, enam pabrik di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi telah dibangun oleh Sampoerna Kayoe yang kini berumur sektar 40 tahun.

Model bisnis business-to-business (B2B) dan business-to-consumer (B2C) pun mereka jalankan. Meski begitu, pasar B2B masih menjadi penyumbang terbesar mereka di pasar nasional.

Sementara di pasar global, produk Sampoerna Kayoe banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan khusus. Misalnya, kayu untuk bak truk di Jepang yang hampir 90% disuplai oleh Sampoerna Kayoe, bodi piano, dan lainnya. Pasar Jepang dan Amerika Serikat menjadi pasar terbesar mereka.

“Pasar Jepang saat ini berkontribusi sekitar 25% dan 20% untuk pasar Amerika Serikat. Kompetitor terbesar kami di sana datang dari pemain lokal. Meski begitu, mereka juga banyak melakukan impor dari Brazil, Vietnam, atau Malaysia,” ujar Rudiyanto Tan, Direktur Komersial Sampoerna Kayoe.

Secara keseluruhan, Rudiyanto menyebutkan, wilayah Asia Tenggara, Eropa, Korea, dan Middle East jadi pasar terbesar mereka dengan total 36 negara. “Di pasar domestik, tahun lalu kami bisa mengumpulkan penjualan hingga Rp 2 triliun dengan market share hingga 35%. Angka ini tumbuh 10% dari tahun sebelumnya. Tahun ini, kami targetkan pertumbuhan sebesar 6%,” imbuh Rudiyanto

Sementara untuk pasar ekspor, karena tidak memanas lantaran ada Pemilu bertumbuh lebih baik. Sampoerna Kayoe pun menargetkan pertumbuhan bisnis hingga 20%.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related