Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) di Tangerang, Banten mampu melayani lebih dari 1.000 penerbangan per hari saat puncak arus mudik Idulfitri 2023 pada 19 hingga 21 April 2023. Torehan ini mendekati fase normal sebelum merebaknya pandemi COVID-19.
Muhammad Awaluddin, Presiden Direktur PT Angkasa Pura II atau AP II, selaku operator bandara menuturkan, pada 19 April 2023 tercatat sebanyak 1.155 pesawat lepas landas. Kemudian, dilanjutkan pada 20 dan 21 April 2023 dengan jumlah penerbangan sebanyak 1.154 serta 1.039.
BACA JUGA: Jumlah Penumpang Meroket, Bandara Soekarno-Hatta Tersibuk di ASEAN
“Sebelum pandemi, Bandara Soekarno-Hatta rata-rata melayani 1.200 penerbangan setiap harinya. Kini, Bandara Soekarno-Hatta mencetak hattrick traffic setelah data tiga hari terakhir menunjukkan bahwa penerbangan berkisar 1.000 hingga 1.100 penerbangan per hari atau sudah sangat mendekati kondisi normal,” kata Awaluddin melalui keterangannya, Minggu (23/4/2023).
Menurutnya, Bandara Soekarno-Hatta didukung Airport Command Center Multikendali dalam mengelola operasional bandara guna mengakomodasi tingginya penerbangan. Teknologi itu mengintegrasikan infrastruktur teknologi, yakni Airport Operation Control Center (AOCC), Airport Infrastructure Control Center (AICC), Land Transport Operation Center (LTOC) dan Airport Security Operation Center (ASOC).
BACA JUGA: Jelang Mudik, Garuda Indonesia Siapkan 1,2 Juta Kursi Penerbangan
Berdasarkan data posko monitoring per 22 April 2023 pukul 07.00 WIB, pada periode Angkutan Lebaran 2023 sepanjang 12 hingga 21 April 2023, Bandara Soekarno-Hatta sudah melayani 10.014 penerbangan. Jumlah tersebut meningkat 5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 9.506 penerbangan.
“Sementara itu, untuk pergerakan penumpang pada H-10 hingga H-1 mengalami kenaikan sekitar 19% menjadi 1,39 juta penumpang dari sebelumnya 1,17 juta penumpang,” ujarnya.
Awaluddin menambahkan tingkat keterisian penumpang (load factor) di maskapai meningkat cukup signifikan pada Angkutan Lebaran 2023. Tercatat, terjadi peningkatan penerbangan sebesar 5%, sementara peningkatan penumpang mencapai 19%.
“Ini menandakan load factor maskapai di setiap penerbangan meningkat dan operasional pesawat semakin optimal khususnya dalam mengangkut penumpang,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk