Ambisi GO-JEK untuk menggilas aspal Asia Tenggara, kejadian sudah. GO-JEK resmi meluncurkan dua perusahaan yang didirikan secara lokal di Vietnam dan Thailand, yang merupakan gelombang pertama dari ekspansi internasional ke negara-negara Asia Tenggara.
GO-VIET adalah brand yang diperkenalkan oleh GO-JEK di Vietnam. GO-Viet akan memasuki tahap beta testing di bulan Juli yang akan melibatkan sejumlah pengemudi dan konsumen, sebelum diluncurkan secara penuh dalam beberapa bulan mendatang.
Sementara GET, merupakan brand yang diperkenalkan di Thailand, akan diluncurkan segera setelahnya seiiring dengan konsultasi yang saat ini sedang berjalan dengan berbagai pemangku kepentingan setempat termasuk pemerintah, mitra pengemudi, dan konsumen.
Baik GO-VIET dan GET di tahap awal akan menghadirkan layanan ride-hailing dan logistik, yang kemudian akan diikuti oleh layanan pesan antar makanan dan pembayaran elektronik. Kedua perusahaan tersebut akan dikelola oleh tim manajemen sekaligus pendiri lokal, dengan didukung pengetahuan, keahlian, teknologi serta investasi dari GO-JEK.
“Strategi kami adalah mengkombinasikan teknologi kelas dunia yang telah dikembangkan GO-JEK, dengan keahlian, pengalaman serta pengetahuan pasar yang mendalam yang dimiliki tim lokal, untuk menciptakan bisnis yang benar-benar memahami kebutuhan konsumen,” ujar GO-JEK CEO and Founder Nadiem Makarim.
Nadiem percaya masing-masing tim lokal memiliki pengetahuan dan keahlian untuk memastikan kesuksesan bisnis di Vietnam dan Thailand.
Nguyen Vu Duc selaku Chief Executive Officer and Co-Founder GO-VIET menilai GO-JEK adalah perusahaan teknologi pionir yang memiliki ekosistem dengan 18 layanan berbeda, serta didukung oleh investor strategis kelas dunia. “Dukungan GO-JEK sangat ideal bagi kami, tidak hanya karena teknologi dan kepiawannya di bisnis ini, tetapi juga karena kita memiliki prinsip yang sama, yaitu hasrat untuk membawa dampak positif bagi masyarakat melalui peningkatan taraf hidup dan penghasilan, serta menumbuhkembangkan bisnis skala mikro, kecil, dan menengah.”
Sementara Pinya Nittayakasetwat, Chief Executive Officer and Co-Founder GET mengatakan bahwa GO-JEK berhasil menjadi perusahaan unicorn pertama yang tumbuh di Indonesia karena mereka mampu menggunakan teknologi sebagai solusi untuk tantangan tersulit di negaranya.
“Tim GET terinspirasi oleh cara perusahaan memutarbalikkan masalah sehari-hari menjadi peluang bisnis yang sekaligus meningkatkan kualitas hidup jutaan orang. Kami bergerak dengan filosofi yang sama, dan kami bersemangat untuk menghadirkan dampak positif bagi masyarakat Thailand.”
Nadiem tidak mempersalahkan bahwa kedua brand ini menggunakan nama yang berbeda. Ia meyakinkan meskipun nama brand berbeda, namun mereka tetap beroperasi sejalan dengan nilai-nilai yang telah berhasil menjadikan GO-JEK di Indonesia.
“Bagi kami ini bukan hanya tentang pertumbuhan bisnis, namun bagaimana kami dapat menghadirkan dampak positif kepada sebanyak-banyaknya orang,” tegas Nadiem.
Ekspansi internasional ini dilakukan dengan perencanaan berbulan-bulan setelah ronde penggalangan investasi GO-JEK terakhir yang membawa investasi dari investor prestisius seperti Astra International, Warburg Pincus, KKR, Meituan, Tencent, Google, Temasek, dan lainnya. Dari investasi yang didapatkan, dana sebesar US$500 juta dialokasikan untuk ekspansi internasional sejalan dengan strategi perusahaan melebarkan sayapnya di Asia Tenggara. GO-JEK juga berencana untuk meluncurkan operasinya di Singapura dan Filipina.
Editor: Sigit Kurniawan