Hanya Kondominium Area CBD yang Naik Harga di Kuartal II-2020

marketeers article
Modern residential buildings with outdoor facilities, Facade of new low-energy houses

Harga unit kondominium area Central Business District (CBD) mengalami sedikit peningkatan di kuartal II-2020. Laporan MarketBeat Cushman & Wakefield menemukan, hal ini didorong oleh penjualan unit-unit segmen atas yang dilakukan pembeli end-users sebelum pandemi (Januari dan Februari).

Pergerakan hanya terlihat di kondominium area CBD. Harga rata-rata kondominium Jakarta dan sekitarnya masih menunjukkan pertumbuhan tahunan sebesar 2,9% pada akhir kuartal II-2020, meski masih lebih rendah dari pertumbuhan tahunan di kuartal pertama (3,4%).

Harga unit di area CBD mengalami sedikit peningkatan (0,2%) kuartal-ke-kuartal (QoQ) ke Rp 53.900.000,00 per meter persegi, sementara tidak ada pergerakan harga yang tercatat baik di lokasi primer maupun sekunder.

Namun secara umum, Executive Director Cushman & Wakefield Lini Djafar mengatakan, tidak ada pergerakan harga pada pasar kondominium di Jakarta dan sekitarnya.

“Peluncuran proyek pra-penjualan baru hanya akan berlanjut lagi saat transmisi COVID-19 sudah terlihat lebih terkontrol dan ekonomi sudah kembali bangkit atau stabil,” ujar Lini di Jakarta, Kamis (13/08/2020).

Soal pasokan, tidak ada peluncuran proyek baru di kuartal II-2020.Konstruksi 4.369 unit kondominium pada sembilan proyek telah selesai di ini. Alhasil, total pasokan yang telah menyelesaikan konstruksi di kuartal ini menjadi 7.735 unit atau turun 56% dari tahun-ke-tahun (YoY) dibandingkan 17.504 total unit yang terselesaikan pada kuartal II-2019.

Setelah relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta yang dilakukan pemerintah lokal di pertengahan Juni sebagai transisi ke masa “new normal”, beberapa proyek mulai melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas konstruksi, walau dengan pekerja yang masih terbatas untuk mengikuti jadwal serah terima tepat waktu.

Total pasokan pra-penjualan kondominium berada tetap di 184.167 unit dengan tidak adanya peluncuran proyek baru di kuartal ini. Beberapa pengembang masih menunda penawaran proyek-proyek baru mereka, sementara beberapa juga melakukan tes pasar dengan menawarkan skema Nomor Urut Pemesanan (NUP) untuk proyek mendatang.

Permintaan Penurunan Tingkat Serapan Unit

Tingkat serapan bersih di kuartal II-2020 mencapai 3.318 unit atau lebih rendah 12,6% dari kuartal sebelumnya. Angka ini datang dari penjualan yang diinisiasi di Januari dan Februari sebelum adanya pandemi COVID-19.

Berkat pasokan pra-penjualan yang berkurang, tingkat pra-penjualan sedikit membaik di kuartal ini (dari 61,1% ke 61,3%). Pengembang mulai membuka kembali kantor pemasaran dan lokasi proyek mereka (dengan mengikuti protokol kesehatan) kepada para calon pembeli. Untuk mendorong penjualan, pengembang menawarkan kemudahan cara bayar dengan cicilan Down Payment (DP) yang lebih lama.

Tingkat kekosongan rata-rata kondominium masih belum mengalami perubahan yang besar pada 49,7%. Beberapa penghuni ekspatriat yang kembali ke negara asalnya di kuartal lalu telah berangsur kembali ke Indonesia untuk kembali bekerja di kantornya yang mulai dibuka.

Di sisi lain, para pelajar yang menghuni unit kondominium masih belum kembali dikarenakan sekolah dan universitas yang masih tutup, yang diperkirakan akan bertahan hingga awal tahun depan. Protokol kesehatan dasar seperti pengecekan suhu tubuh, penyediaan hand sanitizer, dan disinfeksi area publik terlihat di kondominium yang beroperasi.

Selain itu, beberapa proyek masih tetap membatasi akses dan pengunjung, juga menutup beberapa fasilitas komunal di lapangan dan melarang aktivitas fit-out unit untuk mengurangi resiko penyebaran COVID-19.

Related

award
SPSAwArDS