Heboh di Media Sosial, Ini Bahaya Pernikahan Dini

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Indonesia menetapkan batas minimal usia menikah adalah 19 tahun, baik untuk lelaki maupun perempuan. Sayangnya, masih banyak yang tidak mematuhi aturan ini, bahkan menormalisasi pernikahan dini.

Seperti yang sedang heboh di media sosial baru-baru ini. Warganet ramai memperbincangkan pernikahan seorang pemuka agama, yang juga sempat viral pada Mei 2024 lalu, dengan perempuan yang baru berusia 17 tahun.

Tak sedikit yang menyebutnya sebagai pernikahan dini, mengingat salah satu dari pasangan itu masih berusia di bawah 19 tahun, sebagaimana yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.

BACA JUGA: P Diddy Diduga Beri Korbannya Obat Bius Kuda, Apa Itu?

Pernikahan dini memiliki berbagai dampak negatif, baik dari segi fisik, psikologis, maupun sosial. Melansir Halodoc, berikut beberapa di antaranya:

Masalah Kesehatan Mental

Pasangan yang menikah sebelum usia 18 tahun berisiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan mental, seperti kecemasan, depresi, dan trauma psikologis. Umumnya, ini terjadi karena remaja belum sepenuhnya mampu mengelola emosi.

Tekanan Sosial

Dalam budaya komunal seperti di Indonesia, pernikahan dini kerap menciptakan tekanan sosial yang besar bagi pasangan muda. Suami dipaksa untuk segera mencari nafkah, sementara istri mesti mengurus urusan rumah tangga. Padahal, secara mental, mereka belum siap mengemban tanggung jawab tersebut.

Kecanduan dan Perilaku Berisiko

Stres yang dialami karena tekanan pernikahan pada usia muda sering memicu perilaku kecanduan, seperti merokok, minum alkohol, atau bahkan menggunakan narkoba. Kurangnya pengetahuan tentang cara menghadapi stres membuat mereka rentan terhadap berbagai perilaku berisiko.

BACA JUGA: Rekomendasi 10 Minuman untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh

Risiko Infeksi Menular Seksual

Minimnya pemahaman terkait pendidikan seks dan penggunaan alat kontrasepsi pada pasangan yang menikah dini juga berpotensi meningkatkan risiko terkena infeksi menular seksual, seperti HIV dan sifilis.

Kekerasan dalam Rumah Tangga

Pernikahan dini berisiko tinggi menyebabkan kekerasan dalam rumah tangga. Ini karena kondisi emosional yang belum matang, minimnya kemampuan komunikasi, serta ketidakseimbangan kekuatan dalam hubungan.

Tingkat Ekonomi yang Rendah

Anak-anak yang menikah dini seringkali harus meninggalkan pendidikan. Hal ini menyebabkan kesempatan mereka untuk mengembangkan diri dan membangun karier yang lebih baik menjadi terbatas, yang akhirnya menurunkan kualitas hidup keluarga secara keseluruhan.

Diperlukan dukungan penuh dari keluarga dan masyarakat untuk mengatasi praktik in. Jika Anda atau orang terdekat mengalami masalah akibat pernikahan dini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional guna mendapatkan solusi terbaik.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS