Sebuah laporan mengejutkan dari Reuters mengungkapkan praktik penyalahgunaan tenaga kerja anak di pemasok Hyundai di Alabama, Amerika Serikat. Laporan tersebut mengungkapkan identitas palsu telah digunakan secara berulang kali oleh pemasok Hyundai untuk mempekerjakan anak-anak di pabrik mereka.
Praktik ini mengungkap kelemahan dalam sistem pengawasan ketenagakerjaan di negara bagian tersebut. Menurut laporan Reuters, para pekerja anak ini, yang berusia antara 14 hingga 16 tahun, bekerja di pabrik pemasok Hyundai di Alabama untuk memproduksi suku cadang mobil.
Mereka menggunakan identitas palsu, seperti kartu jaminan sosial dan izin mengemudi palsu, untuk meyakinkan pihak pabrik bahwa mereka cukup umur untuk bekerja.
“Divisi Upah dan Jam Kerja Departemen ini tengah melakukan penyelidikan terhadap Hyundai Glovis dan Hyundai Motor Manufacturing Alabama LLC, unit perakitan mobil dari perusahaan pembuat mobil ini di Montgomery. Unit tersebut memproduksi sekitar separuh dari total kendaraan yang perusahaan Korea ini jual di Amerika Serikat,” kata juru bicara dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan serius tentang ketepatan dan ketegasan verifikasi usia dan identitas oleh pemasok Hyundai. Pekerja anak di bawah umur di industri merupakan masalah serius yang melanggar hak asasi manusia dan mengabaikan perlindungan yang seharusnya mereka terima.
Keterlibatan anak-anak dalam tenaga kerja dapat merusak pendidikan, kesehatan, dan masa depan mereka. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk menjalankan proses perekrutan yang ketat dan mengikuti standar ketenagakerjaan yang memadai untuk melindungi hak-hak anak.
BACA JUGA: Sejarah Panjang Merek Hyundai Asal Korea Selatan
Melalui laporan ini, Reuters telah mengungkapkan pelanggaran serius dalam praktik ketenagakerjaan oleh pemasok Hyundai. Meskipun Hyundai sebagai perusahaan utama mungkin tidak langsung terlibat dalam penyalahgunaan ini, mereka bertanggung jawab untuk memastikan pemasok mereka menjalankan praktik yang sesuai dengan standar etika dan hukum.
Penyalahgunaan tenaga kerja anak tidak hanya merugikan korban langsungnya, tetapi juga merusak reputasi perusahaan dan merusak hubungan dengan pelanggan. Perusahaan-perusahaan harus lebih proaktif dalam menerapkan sistem pengawasan yang ketat dan memastikan kepatuhan terhadap hukum ketenagakerjaan yang berlaku.
Selain itu, kerja sama dengan organisasi nirlaba dan pemerintah juga penting dalam memerangi penyalahgunaan tenaga kerja anak. Dalam merespons laporan ini, Hyundai dan pemasoknya perlu mengambil tindakan yang tegas untuk menginvestigasi kejadian ini dan menghentikan praktik penyalahgunaan tenaga kerja anak di pabrik mereka.
Langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat harus diimplementasikan, termasuk verifikasi identitas dan usia yang lebih akurat, pelatihan bagi staf yang terlibat dalam perekrutan, dan audit rutin terhadap praktik ketenagakerjaan oleh pemasok.
BACA JUGA: Kampanye #DiantarSangBintang Hyundai Bagikan 3 Tips Mudik Tahun 2023
Pemerintah dan otoritas pengawas ketenagakerjaan juga harus meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terkait perlindungan tenaga kerja di negara bagian Alabama. Kekuatan hukum harus diberlakukan dengan tegas terhadap pemasok yang melanggar undang-undang ketenagakerjaan, termasuk penalti yang sesuai untuk praktik penyalahgunaan tenaga kerja anak.
Editor: Ranto Rajagukguk