Banyak industri yang mengalami perubahan sejak Maret 2020 setelah pemerintah mengumumkan kasus pertama COVID-19. Banyak dari perusahaan yang baru pertama kali mengalami perubahan besar dan menjadi clueless untuk menghadapi situasi yang ada.
Tapi, penting bagi mereka untuk bisa adaptif dan reaktif terhadap segala perubahan. Tidak terkecuali mereka yang berada di bisnis fast moving consumer goods (FMCG).
Pasalnya, industri mereka menjadi salah satu yang dibutuhkan masyarakat di kehidupan sehari-hari. Untuk dapat menentukan tindakan yang harus dilakukan selama pandemi, Heinz ABC Indonesia banyak belajar dari perubahan pola perilaku masyarakat.
Salah satunya dengan melihat data yang ada. Berdasarkan data dari Kantar, permintaan untuk perlengkapan masak meningkat, salah satunya kaldu. Dalam satu kategori produk ini saja, perubahannya cukup signifikan. Kaldu mengalami peningkatan penjualan di kuartal kedua tahun ini. Mereka naik 11%-20% dibandingkan kuartal pertama.
Hal ini menunjukkan minat beli konsumen masih tinggi. Namun, yang perlu diperhatikan kembali adalah tempat di mana mereka berbelanja. Masih dari data Kantar, pembelian di minimarket mengalami peningkatan volume sebesar 5%-10%. Sedangkan general trade (toko-toko tradisional) juga mengalami peningkatan sebesar 0%-4%.
Jumlah ini berbanding cukup jauh dengan hypermarket atau supermarket yang hampir tidak mengalami peningkatan (0%-1%). Hal ini tampaknya dipengaruhi penutupan mal atau pusat perbelanjaan di mana hypermarket tersebut ada. Menurunnya jumlah pengunjung mal kemudian berpengaruh pada volume pembelian mereka.
“Kami melihat kecenderungan konsumen untuk memilih tempat berbelanja yang terletak di dekat rumah. Hal ini tampaknya dipengaruhi oleh kebijakan stay at home dan juga pembatasan mobilitas yang diberlakukan,” ujar Sales Director PT Heinz ABC Indonesia Reynold Pandapotan pada acara Industry Roundtable, bertajuk Actualizing The Post Normal: Year 2021 & Beyond, FMCG Industry, Jumat (25/09/2020).
Melihat fenomena tersebut, Heinz ABC pun melakukan beberapa cara untuk menjangkau konsumen. Salah satunya dengan menyediakan layanan antar. Pada periode Ramadhan hingga Idul Fitri tahun ini, Heinz ABC menghadirkan layanan antar ke rumah.
Ada dua sisi yang disasar mereka yaitu general trade. Lewat saluran ini mereka bekerja sama dengan distributor dan membagikan e-leaflet yang disebarkan melalui media sosial serta WhatsApp untuk pemesanan produk. Hal serupa juga dilakuan di saluran modern trade untuk produk unggulan di periode festive ini, sirup.
“Awalnya kami khawatir karena biasanya permintaan sirup meningkat selama lima minggu periode festive. Tapi, tahun ini berbeda karena pandemi membuat adanya perubahan. Kami bahkan sempat khawatir barang yang sudah didistribusikan akan menjadi return, belum lagi produksi yang masih berjalan,” tutur Reynold.
Namun, situasinya mulai berubah pada satu pekan sebelum lebaran. Terjadi peningkatan permintaan sirup. Hal ini didorong kebudayaan masyarakat Indonesia yang masih suka berbagi pada periode festive ini.
“Kami belajar untuk terus berusaha adaptif dan agile. Kami harus melihat dan mempelajari data yang ada. Upaya ini dilakukan untuk menjadi lebih reaktif karena kami tahu ada peluang yang bisa kami dapatkan,” tutup Reynold.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz