Di tengah pasar yang tak berenergi, hemaviton melakukan aktivitas agar merek ini mampu bersaing di tengah padatnya pemain. Walau bertajuk minuman berenergi, kategori ini terbilang cukup loyo tahun lalu. Sebab, market size minuman berenergi sepanjang tahun 2016 turun 2% dibanding tahun sebelumnya.
Pemimpin pasar di kategori ini pun berpindah-pindah, dari mulai Kuku Bima pada tahun 2013, Kratingdaeng pada tahun 2014, dan Extra Joss pada tahun setelahnya.
Hal ini mengindikasikan bahwa pasar minuman energi cukup fragile, alias tidak ada satu merek yang benar-benar kuat. Dengan kata lain, tak ada merek yang memiliki planggan yang benar-benar loyal.
Kendati demikian, hemaviton Energy Drink cukup optimistis bahwa segmen kategori ini masih ada. Hanya saja, perlu injeksi baru berupa rejuvenasi, penyesuaian tren, dan kebutuhan pasar.
“Kami percaya bisa mengubah tantangan tersebut menjadi peluang,” kata Audrey Yolanda Gandadjaja, Deputy General Manager PT Tempo Scan Pacific Tbk.
Audrey menambahkan, loyalitas konsumen pada produk hemaviton Energy Drink di-back up oleh brand umbrella hemaviton yang sudah terpercaya dan memiliki kredibilitas di kategori suplemen kesehatan. Predikat ini tidak diperoleh dalam waktu singkat, karena hemaviton sudah berkarya di Indonesia sejak tahun 1977.
Tentunya, ini menjadi aset besar yang sayang apabila tidak dimanfaatkan oleh hemaviton Energy Drink. Berangkat dari pergeseran market trend, yang mana konsumen generasi digital semakin knowledgeable dan peduli kesehatan, strategi inovasi yang dilakukan hemaviton Energy Drink yaitu mentransfer setiap keunggulan yang dimiliki mother brand hemaviton.
“Ini dibuat untuk membuat brand kami memiliki distinct benefit atau keunggulan tersendiri dibanding produk energy drink lainnya,” kata Audrey.
Ia mencontohkan, mereknya telah meluncurkan hemaviton Tea Blazt yang merupakan minuman teh pertama di Indonesia yang juga dapat memberikan energi, karena mengandung multivitamin dan ginseng. Saat ini, pihaknya telah meluncurkan dua varian rasa, yaitu Black Tea Lemon dan Green Tea Blackcurrant.
Dari segi branding, merek ini aktif di hampir semua lini, mulai dari Above The Line maupun Below The Line. Artinya, promosi tersebar dari mulai placement TVC, digital, in store branding di pasar modern dan traditional, event-event, hingga mobile activity untuk sampling dengan custom-made truck di lokasi-lokasi yang sedang happening.
Bagi Audrey, merek yang akan diadvokasi adalah brand yang berkualitas baik dan jujur, bisa memberikan apa yang ditawarkan dalam klaimnya. Oleh karena itu, Tempo Scan selalu menekankan “quality affordable product” dalam setiap aspek usahanya mulai dari produksi sampai dengan distribusi ke konsumen.
Akan tetapi, sambung Audrey, karena kategori energy drink masih relatif impulse-driven, maka aktivitas yang ditujukan pada point of purchase masih paling efektif. “Sebab, pada saat itulah konsumen akan memilih produk mana yang akan dibeli,” terangnya.