Hermawan Kartajaya: KidZania Jadi Sarana Tepat untuk Tanamkan Karakter Punokawan pada Anak-Anak

marketeers article
Hermawan Kartajaya dalam Jakarta CMO Club di KidZania. (FOTO: Marketeers/Eric)

Hermawan Kartajaya, Tri-Founder of Philip Kotler Center for ASEAN Marketing menyadari, anak-anak saat ini gemar menikmati beragam konten media sosial dan aktivitas permainan dalam mobile game. Akan tetapi, ia menilai beragam aktivitas offline tetap memiliki daya tarik tersendiri.

Hal itu ia tekankan dalam Jakarta Chief Marketing Officer (CMO) Club yang digelar oleh MCorp di Jakarta, Kamis (22/2/2024). Jakarta CMO Club ke-94 ini digelar di KidZania Jakarta.

Lewat kegiatan rutin bulanan tersebut, para member Jakarta CMO Club diajak untuk mendalami strategi experiential marketing yang diterapkan oleh KidZania, sebuah edutainment franchise asal Meksiko.

BACA JUGA: Hermawan Kartajaya, Immersive Marketing, serta Pengalaman Unik di World of Frozen dan Sphere

“KidZania menawarkan suasana dan aktivitas yang sangat menarik. Sehingga, KidZania sangat digemari meskipun anak-anak zaman sekarang sangat akrab dengan beragam aktivitas online. Karena, walau bagaimanapun, aktivitas offline tetap jauh lebih berkesan,” kata Hermawan.

KidZania

Hal itu ia buktikan sendiri saat mengelilingi beragam spot dalam KidZania Jakarta yang terletak di Pacific Place Mall, Jakarta. Saat berkeliling bersama para anggota Jakarta CMO Club, ia membuktikan bahwa theme park itu hadir dalam pengalaman yang sangat imersif.

Pasalnya, theme park itu dikemas layaknya sebuah kota pusat bisnis. Desainnya dibuat semirip mungkin dengan suasana di dunia nyata lewat hadirnya beragam bangunan, pepohonan, kendaraan, atap bernuansa langit, ruang terbuka publik hingga jalan raya yang dilengkapi dengan traffic light.

BACA JUGA: Jakarta CMO Club: Pengelolaan Nikel Harus Menerapkan Green Mining

Pendekatan ini menegaskan bahwa KidZania tampil sebagai destinasi yang kental dengan strategi immersive marketing yang menonjolkan elemen multisensory experience, participate experience, dan interactive experience.

Participate experience dan interactive experience dalam destinasi ini ditonjolkan lewat beragam aktivitas. Pasalnya, lewat keterlibatan beragam merek di ‘taman bermain’ ini, anak-anak dan para remaja diajak untuk mengenal beragam profesi yang benar-benar ada dalam dunia nyata.

Selain diajak untuk mengenal profesi itu, audiens yang biasanya berkunjung dalam grup itu juga diajak untuk melakukan sejumlah aktivitas yang berkaitan dengan prosedur dan workflow dari profesi tersebut.

BACA JUGA: Mitsubishi dan Kidzania Menghadirkan Pengalaman Otomotif Imersif

Harapannya, hal ini bisa memberikan pengalaman tersendiri sekaligus memperkenalkan beragam profesi yang mungkin akan menjadi profesi impian bagi para pengunjung.

KidZania

Hermawan juga menilai aktivitas dalam taman edutainment park ini juga sangat sesuai dengan karakter yang ditonjolkan dalam entrepreneurial marketing yang hadir dalam omnihouse model dengan dua klaster.

Klaster pertama, entrepreneurial yang terdiri atas elemen creativity, innovation, entrepreneurship, dan leadership (CI-EL). Klaster kedua professionalism, yaitu elemen-elemen productivity, improvement, professionalism, dan management (PI-PM).

Hermawan Kartajaya pun merumuskan CI-EL sebagai karakter yang identik dengan Punokawan. Adapun PI-PM merupakan karakter yang identik dengan Pandawa.

BACA JUGA: Strategi KCIC Jadikan Stasiun Whoosh Sebagai Pusat Destinasi

“KidZania ini mampu melatih sifat-sifat Punokawan. Karena aktivitasnya bisa mengajak anak-anak dan remaja untuk melatih kreativitas, inovasi, kewirausahaan dan kepemimpinan,” ujarnya.

Faisal Reza, CMO KidZania Jakarta mengatakan strategi experiential marketing yang diterapkan dalam KidZania terbukti mampu menarik minat ribuan kunjungan setiap hari. Rata-rata, total kunjungan dalam sehari adalah sekitar 1.000 hingga 2.000 orang.

Kunjungan dalam skala grup merupakan yang paling mendominasi. Karenanya, KidZania terus menjalin hubungan baik dengan sekolah-sekolah.

Menurutnya, saat ini KidZania Jakarta telah mengantongi relasi dengan 300.000 sekolah di Jabodetabek, Bandung dan Jawa Barat.

BACA JUGA: Hermawan Kartajaya Beberkan Kunci Sukses Berbisnis: Teladani Nabi Muhammad

Kesuksesan theme park ini sendiri tak lepas dari peran-peran merek yang terlibat. Secara global, KidZania telah merangkul 850 merek. Adapun KidZania sendiri saat ini telah berkolaborasi dengan 39 merek.

KidZania

Merek yang terlibat pun bisa menggunakan space di KidZania sebagai sarana display produk dan layananya. Dengan begitu, merek-merek ini bisa berperan dalam mendukung edutainment sekaligus meningkatkan brand awareness.

“Strategi experiential marketing di sini sangat kental. Karena anak-anak bisa melihat, mendengar, mengucap sekaligus berinteraksi langsung dengan produk dan layanan dari merek yang terlibat. Strategi ini sangat efektif, jadi tak heran jika rata-rata merek yang terlibat di KidZania menyepakati keterlibatan dalam periode lebih dari 3 tahun hingga belasan tahun,” kata Faisal Reza.

BACA JUGA: Mercedes-Benz Sajikan Experiential Marketing lewat Jakarta E-Prix

Awareness pun bisa terbentuk dalam jangka panjang. Pasalnya, beberapa merek yang terlibat juga menyiapkan sejumlah gimmick berupa souvenir ikonik yang bisa dibawa pulang.

Dengan demikian, merek itu memiliki kesempatan untuk melekat dibenak pengunjung meski sudah meninggalkan ‘wahana’ KidZania. Ia menekankan awareness di benak anak-anak tentu menjadi hal krusial.

Pasalnya, anak-anak merupakan future market. Ke depannya, anak-anak juga akan tumbuh dewasa dan menjadi decision maker.

“Tak hanya itu, strategi ini bukan hanya menyasar anak-anak. Mengingat, banyak anak-anak yang datang dengan didampingi oleh orang tuanya sehingga merek juga berkesempatan untuk membangun brand awareness di kalangan orang dewasa,” tutur dia.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related