Bisnis Berkelanjutan pada 2030, Hermawan Kartajaya Ungkap Ciri-Cirinya
Pengembangan bisnis, baik dari skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) dan level korporasi harus mengarah kepada tiga hal sebelum memasuki tahun 2030. Hermawan Kartajaya, Founder and Chairman MarkPlus, Inc. mengatakan tiga hal tersebut adalah generasi Z atau Gen Z, metaverse, dan sustainable development goals (SDG).
Publisher Marketeers itu mengatakan ada alasan kuat mengapa tiga hal tersebut menjadi penting untuk menjadi acuan arah pembangunan bisnis. Pada tahun 2030, Gen Z akan mengambil peranan penting akibat adanya regenerasi.
“Karena di 2030 Gen Z yang akan menentukan arah. Karena mereka yang masih muda, mereka akan mendapat perhatian,” ujarnya dalam acara Marketeers Hangout 2022 yang digelar secara virtual, Rabu (10/8/2022).
Membangun bisnis yang berkelanjutan memerlukan juga regenerasi dari sumber daya yang mampu memastikan usaha tetap relevan dengan situasi yang ada. Gen Z adalah generasi yang akan menjadi penerus. Pada tahun 2030, Hermawan memperkirakan banyak Gen Z yang memegang posisi-posisi penting dalam bisnis.
Selanjutnya, aspek Metaverse. Metaverse menjadi masa depan yang mana realitas manusia akan terbagi dua realitas, yaitu fisik dan virtual. Namun, dua realitas itu tetap berkesinambungan satu sama lain.
Ini dibuktikan dengan banyaknya perusahaan-perusahaan besar, seperti Facebook, yang sudah berinvestasi untuk pengembangan Metaverse. Perusahaan-perusahaan besar juga membentuk asosiasi untuk penetapan standar pembuatan Metaverse.
Kemudian, pengembangan bisnis menuju sustainable development goals (SDG) atau pembangunan ekonomi berkelanjutan. Hermawan menyebut, pembangunan yang mengarah ke SDG sudah banyak mendapat perhatian.
“Sekarang ini orang sudah melihat, dan mencibir orang yang tidak pro kepada SDG,” ucapnya.
SDG sendiri disusun oleh berbagai negara dalam Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015, yang akan direalisasikan pada tahun 2030. Tujuan utama dari SDG sendiri adalah menciptakan dunia dan masa depan yang lebih baik untuk semua orang pada tahun 2030.
Hermawan menilai semua pengembangan bisnis tersebut tidak lepas dari teknologi. Saat ini, adalah era Humanity 5.0, yang mana kemanusiaan diuji dengan kehadiran teknologi.
“Human 5.0 itu adalah human yang sedang diuji dengan teknologi ini. bukan human yang takut teknologi, tapi yang terlibat teknologi,” tuturnya.
Dia menambahkan era ini menuntut manusia untuk tetap satu langkah lebih di depan, dibandingkan teknologi yang ada. Menurutnya, penggunaan teknologi akan lebih lengkap dengan sentuhan manusia.
“Jadi, kemanusiaan anda harus dipakai untuk menggunakan teknologi sehingga membuat dampak yang baik,” katanya.
Editor: Ranto Rajagukguk