Hermawan Kartajaya: QCDS Bukan Sekadar Strategi, tapi Fondasi Daya Saing

Hermawan Kartajaya QCDS
Hermawan Kartajaya, Founder & Chair of MCorp dalam acara MarkPlus Conference 2025 (Sumber gambar: MCorp)

Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan harus terus berinovasi dan beradaptasi agar tetap relevan. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah operational excellence, yaitu pendekatan yang tidak hanya berfokus pada efisiensi, tetapi juga pada integrasi berbagai elemen penting dalam bisnis.

Konsep ini dibahas dalam buku Reimagining Operational Excellence: Inspirations from Asia karya Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, dan Jacky Mussry.

Pendekatan operational excellence tidak hanya mengandalkan efisiensi biaya (cost) dan ketepatan waktu (delivery), tetapi juga memastikan kualitas produk (quality) dan layanan pelanggan yang prima (service) atau QCDS.

Konsep QCDS menjadi kunci agar seluruh aspek operasional bekerja secara sinergis. Dalam persaingan global, strategi ini semakin penting, seperti yang ditegaskan oleh Hermawan Kartajaya dalam hasil laporannya yang bertajuk Indonesia Market-ing Outlook 2025, untuk mencapai tujuan bisnis jangka panjang yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.

“Perusahaan yang ingin bertahan dalam persaingan global harus memahami bahwa QCDS bukan hanya strategi, tetapi juga fondasi dalam membangun daya saing yang berkelanjutan,” tegas Hermawan Kartajaya.

QCDS: Teknologi vs Human-Oriented

QCDS
Konsep QCDS. Sumber: YouTube Indonesia Marketing Outlook (IMO) 2025: Bocoran Strategi Paling Jitu dari Hermawan Kartajaya (Marketeers TV)

BACA JUGA: Indonesia Marketing Outlook 2025 dan Bocoran Strategi Jitu dari Hermawan Kartajaya

Ia menjelaskan bahwa QCDS dapat dikategorikan dalam dua pendekatan utama, berbasis teknologi dan berbasis manusia. Dalam strategi Quality (Q) dan Cost (C), perusahaan berfokus pada peningkatan kualitas sambil tetap mempertahankan efisiensi biaya.

Contoh negara yang sukses menguasai QC ini adalah Cina, dengan merek BYD yang berhasil menciptakan produk berkualitas tinggi, namun dengan harga yang lebih kompetitif.

“Tesla dikenal sebagai inovator, tetapi BYD menunjukkan bahwa efisiensi dan harga yang kompetitif dapat menjadi game-changer dalam industri otomotif. Dengan menawarkan mobil listrik berkualitas tinggi namun lebih terjangkau, BYD berhasil mendominasi pasar global dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin industri,” jelas Hermawan Kartajaya.

Di sisi lain, ada strategi Delivery (D) dan Service (S). Menurut Hermawan, perusahaan yang tidak dapat memenangkan persaingan dalam kualitas dan biaya harus berfokus pada keunggulan dalam pengiriman dan layanan pelanggan. 

“Di era digital ini, pelanggan tidak hanya menginginkan produk terbaik, tetapi juga pengalaman yang luar biasa,” kata Hermawan Kartjaya yang juga menjabat sebagai Founder & Chair of MCorp tersebut.

BACA JUGA: Operational Excellence di Era Digital: Optimalkan QCDS untuk Keberlanjutan Bisnis

Restoran Haidilao Hot Pot menjadi contoh bagaimana layanan yang superior dapat menciptakan pengalaman pelanggan yang luar biasa. Restoran ini unggul dari sisi layanan yang membuat pelanggan merasa istimewa, mulai dari penyajian yang personal hingga hiburan selama menunggu. 

Kombinasi antara QCDS dalam persaingan pasar juga dapat ditemukan dalam berbagai kolaborasi strategis. Grab, misalnya, memilih mobil listrik BYD untuk armadanya karena kombinasi harga, kualitas, dan efisiensi yang seimbang. 

“Saat sebuah bisnis mampu menggabungkan kualitas, harga yang tepat, pengiriman cepat, dan layanan pelanggan yang unggul (QCDS), mereka akan selalu selangkah lebih maju dari kompetitor,” kata Hermawan Kartajaya.

Toyota juga menerapkan strategi serupa dengan menciptakan Lexus sebagai merek premium yang beroperasi dengan pendekatan berbeda dari induknya. 

“Toyota memahami bahwa pasar premium membutuhkan sentuhan berbeda. Sebab itu, Lexus hadir untuk mengoptimalkan semua aspek QCDS demi memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan kelas atas,” papar Hermawan Kartajaya.

Menerapkan prinsip QCDS secara holistik memungkinkan perusahaan untuk tidak hanya bertahan dalam persaingan, tetapi juga berkembang dan menciptakan dampak positif bagi pasar dan konsumennya.

Menurut Hermawan Kartajaya yang dikenal sebagai Bapak Marketing Indonesia itu, di era digital dan keberlanjutan, perusahaan yang mampu menyeimbangkan QCDS akan memiliki peluang lebih besar untuk sukses. Jika perusahaan hanya fokus pada satu aspek tanpa mempertimbangkan keseimbangan keseluruhan, maka mereka akan mudah tergeser oleh kompetitor yang lebih adaptif.

Sebab itu, baik melalui peningkatan kualitas, efisiensi biaya, pengiriman yang lebih cerdas, atau layanan yang lebih transformatif, QCDS menjadi pilar utama bagi perusahaan yang ingin membangun keunggulan kompetitif dalam pasar global yang terus berkembang.

“Strategi QCDS yang tepat akan membawa bisnis ke level yang lebih tinggi. Bukan hanya dalam hal profit, tetapi juga dalam menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan industri,” pungkasnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS