Selama pandemi COVID-19, Cakap, startup bidang edukasi mencatat adanya kenaikan angka pengguna hingga lebih dari 5 kali lipat. Serta terdapat kenaikan trafik sebesar 3200% pada aplikasi Cakap dibandingkan tahun sebelumnya di kuartal yang sama.
“Cakap telah membuktikan masyarakat tetap dapat produktif, walaupun beraktivitas di rumah. Kenaikan kunjungan dan angka pengunduh pada aplikasi Cakap menunjukkan bahwa berbagai program inisiatif yang sudah dilakukan oleh tim Cakap diminati oleh masyarakat,” kata Tomy Yunus, CEO Cakap.
Tomy menambahkan, selama masa pandemi, Cakap telah mengeluarkan berbagai program yang menggandeng berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pelaku usaha, organisasi, dan pemerintah. Salah satunya adalah program Cakap Goes to School, yaitu akses belajar bahasa Inggris secara gratis untuk pelajar di seluruh Indonesia.
Cakap juga bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk memberikan pelatihan bahasa inggris secara daring bagi para pelaku UKM di bidang pariwisata. Materi yang diberikan pun mulai dari percakapan bahasa inggris dasar hingga mempromosikan daya tarik wisata.
Saat ini, Cakap tengah bersiap untuk menjadi bagian dari fase new normal dengan menghadirkan sarana alternatif pembelajaran secara daring. Meski nantinya kegiatan ekonomi sudah dapat berjalan kembali, namun sepertinya kegiatan pendidikan masih belum dapat berjalan seperti sedia kala.
Hal ini karena sejumlah pihak menyatakan keberatannya jika anak harus masuk sekolah dalam waktu dekat. Survei yang dilakukan oleh Komisioner KPAI Retno Listyarti memperlihatkan 71% responden yang terdiri dari orang tua murid, guru, dan pekerja tenaga kesehatan menolak wacana pembukaan sekolah sebelum pandemi benar-benar berakhir.
Karena itu, terdapat wacana pembuatan pola belajar baru yang lebih efektif dan mandiri bagi anak didik, guru, serta orang tua. Salah satunya dengan menjadikan sarana pembelajaran secara online sebagai sebuah solusi.
Editor: Ramadhan Triwijanarko