Banyak pemimpin merasa harus selalu kuat, percaya diri, dan menyelesaikan segala masalah. Inilah yang disebut sebagai Superman Leadership, gaya kepemimpinan yang menuntut mereka untuk selalu tahu segalanya, mengendalikan setiap situasi, dan tidak menunjukkan kelemahan.
Tanpa disadari, gaya kepemimpinan ini justru menjadi pemicu burnout. Pemimpin yang terjebak dalam pola Superman Leadership lebih rentan mengalami kelelahan secara emosional karena beban yang terus-menerus mereka tanggung.
Untuk itu, agar tidak mengalami burnout, ada tiga pola pikir dalam gaya kepemimpinan ini yang perlu dihindari. Dilansir dari Fast Company, berikut penjelasannya:
BACA JUGA: Cara Meningkatkan Produktivitas yang Realistis
Merasa Harus Selalu Tahu Jawabannya
Banyak pemimpin berpikir bahwa mereka harus selalu memiliki jawaban atas setiap tantangan. Mereka merasa harus menunjukkan kepastian, bahkan ketika situasi tidak menentu. Padahal, dalam dunia kerja yang penuh ketidakpastian, hal ini tidak selalu memungkinkan.
Alih-alih berlagak tahu segalanya, lebih baik akui jika memang tidak punya jawaban atas situasi tertentu. Seperti yang dikatakan Maggie Jackson dalam Uncertain: The Wisdom and Wonder of Being Unsure, menerima ketidakpastian justru dapat membuat seseorang lebih fleksibel dan berpikir lebih luas.
Merasa Harus Mengendalikan Segalanya
Pemimpin sering kali merasa bahwa mereka bertanggung jawab atas segala sesuatu di organisasi, mulai dari hasil kerja tim hingga kesuksesan proyek. Sayangnya, keyakinan ini bisa menjadi jebakan.
Superman Leadership menciptakan ilusi bahwa segala sesuatu bisa dan harus dikendalikan. Akibatnya, ketika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, seperti produk yang gagal di pasar atau tim yang kehilangan motivasi, pemimpin cenderung menyalahkan diri sendiri.
Membantu pemimpin memahami batasan antara apa yang bisa dan tidak bisa mereka kendalikan adalah salah satu cara mengurangi tekanan yang tidak perlu. Dengan begitu, mereka bisa lebih fokus pada solusi tanpa merasa harus menanggung semua beban sendiri.
BACA JUGA: Cara Efektif Mendelegasikan Keputusan Tanpa Merusak Hubungan Kerja
Takut Terlihat Rentan
Banyak pemimpin percaya bahwa menunjukkan kelemahan adalah tanda ketidakmampuan. Mereka berpikir bahwa untuk dihormati, mereka harus selalu terlihat kuat dan tidak boleh menunjukkan kesulitan yang mereka alami.
Namun, berpura-pura selalu baik-baik saja justru bisa menciptakan jarak dengan tim. Dalam bukunya Yes, You Can Talk About Mental Health at Work, Melissa Doman menekankan pentingnya membicarakan kesehatan mental di tempat kerja.
Menunjukkan sisi manusiawi bukanlah kelemahan, tetapi cara membangun kepercayaan dengan tim.
Dengan menghindari pola pikir Superman Leadership, berani mengakui ketika tidak tahu, melepaskan kontrol yang tidak perlu, dan bersikap lebih terbuka, pemimpin bisa bekerja dengan lebih efektif tanpa mengorbankan kesehatan mentalnya.
Jika Anda merasa terjebak dalam pola kepemimpinan ini, coba tanyakan pada diri sendiri: Apakah semua tekanan ini benar-benar perlu? Bisa jadi, sebagian besar hanya tuntutan yang datang dari diri sendiri.
Editor: Ranto Rajagukguk