Minyak goreng menjadi komoditas penting yang dikonsumsi masyarakat sehari-hari. Konsumsi yang tinggi ini kemudian menghasilkan limbah minyak goreng bekas pakai atau minyak jelantah yang banyak. Jika tidak dikelola, minyak jelantah ini bisa memunculkan dampak negatif bagi lingkungan.
Minyak jelantah yang dibuang ke saluran air berpotensi menyebabkan pencemaran air. Sedangkan jika dibuang ke tanah, minyak tersebut akan menggumpal dan menutup pori-pori tanah, sehingga tanah tidak mampu melakukan penguraian secara optimal.
Untuk mengantisipasi tersebut, Bank DBS Indonesia berkolaborasi dengan sociopreneur Beli Jelantah melakukan inisiatif untuk mengedukasi masyarakat. Bank DBS bahkan memulai dari lingkungan mereka sendiri untuk menunjukkan komitmen mewujudkan lingkungan berkelanjutan.
“Kami memotivasi karyawan untuk turut mendukung Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan mengumpulkan minyak jelantah dari produksi rumah tangga masing-masing. Selanjutnya minyak tersebut dibeli dan diberikan kepada perusahaan biodiesel oleh tim Beli Jelantah. Hal ini sejalan dengan misi kami untuk Recycle more, Waste less dengan mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi mengurangi sampah di Indonesia mulai dari hal sederhana,” ujar Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika.
Lalu, sebenarnya apa saja yang bisa dilakukan untuk mengelola minyak jelantah? Berikut cara yang bisa dicoba di rumah.
Dijadikan Sabun Batangan
Belum banyak yang tahu bahwa minyak jelantah bisa dijadikan sabun batangan. Kualitasnya bahkan tidak kalah dengan sabun buatan pabrik. Selain menghindari pencemaran lingkungan, membuat sabun batangan ini juga bisa menekan pengeluaran Anda.
Dibuat Lilin Aromaterapi
Selain sabun batangan, minyak jelantah juga bisa digunakan sebagai bahan lilin aromaterapi. Tidak hanya bisa dibentuk sesuai keinginan, wanginya pun bisa ditambahkan dengan preferensi Anda. Cara ini juga bisa menjadi opsi untuk memulai bisnis rumahan.
Disumbangkan Pengelola Daur Ulang
Mungkin sebelumnya Anda tidak terpikir untuk mendaur ulang minyak jelantah atau merasa repot untuk melakukannya. Jangan khawatir, karena ada pihak yang mengelola minyak jelantah ini agar tidak terbuang sembarangan dan mencemari lingkungan, salah satunya adalah Beli Jelantah.
Para pemilik minyak jelantah dapat mengumpulkan minimal 10 liter dan menghubungi tim Beli Jelantah. Minyak jelantah tersebut bisa dijual dengan harga Rp 2.000 sampai Rp 4.000 untuk setiap liternya.
“Melalui Beli Jelantah, kami telah berhasil mengumpulkan lebih dari 180.000 liter minyak jelantah yang berasal dari ratusan hotel, restoran, industri makanan, serta ribuan masyarakat di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang. Selanjutnya, minyak ini akan diberikan kepada perusahaan biodiesel mitra yang bersertifikasi International Sustainability & Carbon Certification (ISCC),” tutur CEO Beli Jelantah Faris Razanah Zharfan.
Mengelola minyak jelantah merupakan cara yang bijak dalam menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan. Tidak hanya usaha satu pihak, tetapi perlu adanya kesadaran dan aksi nyata dari seluruh lapisan masyarakat agar inisiasi ini dapat berjalan dengan baik.
Editor: Eko Adiwaluyo