Nasabah dinilai tetap memprioritaskan dananya ke perbankan sebagai tempat menabung dan instrumen investasi. Hal ini bisa terlihat dari data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang mana saldo rekening nasabah sekitar Rp 500 juta sampai Rp 2 miliar naik hingga 7% dalam tiga tahun terakhir.
Perbankan pun perlu melakukan langkah aktif agar mampu jadi bank yang dipilih para nasabah dalam mengelola dana investasinya. Rudy Tandjung, Consumer Banking Director PT Bank DBS Indonesia mengatakan ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh perbankan dalam meningkatkatkan total aset yang dikelola atau asset under management (AUM).
“Salah satunya adalah dengan price war atau menawarkan bunga yang menarik bagi nasabah. Tapi kami tak memilih cara itu dan lebih memilih lewat optimalisasi relationship manager atau RM,” kata Rudy Tandjung kepada Marketeers saat dijumpai usai media briefing Bank DBS di Jakarta, Senin (4/9/2023).
Menurutnya, RM punya peran krusial dalam banyak hal mulai dari memperkenalkan suatu produk investasi, memberikan saran dan menjaga hubungan dengan nasabah. Oleh karena itu, DBS secara konsisten melakukan capacity building bagi para RM agar bisa jadi perantara yang optimal antara bank dan para nasabah.
BACA JUGA: DBS: Emas dan Obligasi Menjadi Tren pada Paruh Kedua 2023
“Kita terus memberikan edukasi kepada RM agar bisa melakukan komunikasi dengan baik sehingga RM bisa berperan dalam meningkatkan customer experience yang juga berujung pada loyalty nasabah,” ucapnya.
Di satu sisi, ia mengaku peningkatan customer experience lewat RM ini memang memerlukan proses yang tak sebentar. Cara ini juga diakui lebih challenging dibandingkan dengan price war atau perang harga.
“Tapi price war kompetisinya sangat ketat dan cakupannya jangka pendek saja. Jadi kami pilih mengandalkan RM yang optimal agar bisa membangun konsumen yang loyal karena hal ini sejalan dengan prinsip DBS yang mengedepankan sustainability atau keberlanjutan,” kata dia.
BACA JUGA: DBS Group Pertegas Komitmen untuk Mencapai Net Zero Emissions
Natalina Syabana, Head of Segmentation and Liabilities Bank DBS Indonesia mengatakan optimalisasi RM yang dilakukan oleh DBS juga melibatkan digitalisasi dalam setiap proses bisnis.
“Setiap informasi yang disampaikan oleh RM ditunjang oleh pemrosesan data secara digital. Dengan begitu, informasi dan layanan yang ditawarkan oleh RM bisa dipersonalisasi sesuai latar belakang masing-masing nasabah,” kata Natalina Syabana.
RM berperan dalam meningkatkan literasi keuangan tapi dengan informasi yang sesuai dengan kondisi masing-masing nasabah. Dengan demikian, komunikasi antara RM dan nasabah bisa berjalan dengan lebih baik.
“Dengan seluruh strategi ini, kami ingin memastikan setiap nasabah bisa melakukan investasi dengan well informed decision. Artinya, nasabah bisa mengambil keputusan dalam investasi berdasar informasi yang lengkap dari RM,” ujarnya.
Editor: Ranto Rajagukguk