PT Kilang Pertamina Internasional PT (KPI) dapat mengolah minyak mentah (intake kilang) sebanyak 80 juta barel hingga Maret 2023. Adapun persentase produksi produk bernilai tinggi, mencapai realisasi 83,5% atau sekitar 101,3% dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) periode tersebut.
Taufik Aditiyawarman, Direktur Utama PT KPI menuturkan perseroan terus memberikan upaya terbaik untuk membukukan kinerja yang positif. Terdapat beberapa faktor utama yang mendorong kinerja positif sepanjang kuartal I tahun 2023, antara lain capaian optimasi kilang dan efisiensi biaya operasional.
BACA JUGA: Pertamina Klaim Mampu Tekan 7,4 Juta Ton Gas Karbon hingga 2021
Optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggi (high valuable product) sesuai dengan pergerakan crack spread atau perbedaan antara harga minyak mentah sebagai bahan baku dengan harga produk yang dihasilkan kilang. Optimasi kilang juga dilakukan dalam proses pengadaan crude oil atau minyak mentah.
“Kami diberikan fleksibilitas dalam mengolah crude bagian negara agar dapat memberikan profitabilitas kilang yang lebih baik,” kata Taufik melalui keterangannya, Rabu (24/5/2023).
BACA JUGA: Pertamina Raih Laba Bersih Rp 56 Triliun pada Tahun 2022
Menurutnya, upaya untuk menghasilkan produk-produk bernilai tinggi dari intake kilang tersebut dilakukan untuk meningkatkan angka Yield Valuable. Salah satu produk yang didorong adalah Marine Fuel Oil Low Sulfur (MFO LS) untuk bunker kapal).
Hal ini berhasil menjadikan imbal hasil produk atau Yield Valuable Product (YVP) di atas target. Selain itu, Plant Availability Factor (PAF) yang merupakan indikator keandalan operasi kilang terhadap perencanaan operasi juga berhasil ditingkatkan menjadi 99,8% dari target sebesar 99,2% pada Maret 2023 versi RKAP.
Nilai PAF kilang senantiasa dijaga lebih dari 99% melalui pelaksanaan maintenance rutin atau non rutin (turn around), digitalisasi kilang, serta implementasi Asset Integrity Management System (AIMS). Adapun peningkatan keandalan kilang dilakukan dengan beberapa program, antara lain rejuvenation atau peremajaan material dan peralatan, overhaul dan turn-around.
Keseluruhan kegiatan ini sampai dengan 2026 diperkirakan akan menggunakan biaya sebesar hampir US$ 2 miliar. Sepanjang Januari 2023 sampai dengan Maret 2023, berdasarkan pertimbangan aspek safety serta peningkatan integritas, kapasitas dan kualitas produk yang dihasilkan, beberapa unit kilang di bawah pengelolaan PT KPI telah dilakukan proses perawatan dan perbaikan, antara lain RU VI Balongan, RU IV Cilacap serta kilang TPPI.
Dalam hal penggunaan energi, indeks intensitas penggunaan energi untuk produksi di kilang atau Energy Intensity Index (EII) sampai dengan Maret 2023 tercatat di angka 107,9, lebih baik daripada yang ditetapkan pada RKAP yang hampir sebesar 108,4. Untuk angka realisasi EII, makin kecil angka index menggambarkan kinerja yang kian baik.
Program yang dilakukan untuk penurunan EII antara lain, melalui utilisasi listrik dan gas eksternal serta peremajaan peralatan. Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan capaian positif dari PT KPI sebagai Subholding Refining & Petrochemical merupakan bukti komitmen Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional.
“Pertamina terus melakukan modernisasi kilang termasuk pembangunan kilang baru untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Pada saat yang sama, Pertamina juga terus melakukan efisiensi agar bisa terus meningkatkan daya saing dengan perusahaan dunia,” tutur Fadjar.
Editor: Ranto Rajagukguk