Hingga Mei 2024, BRI Salurkan KUR Senilai Rp 76,4 Triliun

marketeers article
Bank BRI, sumber gambar: 123rf

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melaporkan hingga Mei 2024 menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp 76,4 triliun. Adapun kredit tersebut disalurkan kepada 1,5 juta debitur.

Supari, Direktur Bisnis Mikro BRI menjelaskan nilai tersebut setara dengan 46,33% dari total kuota penyaluran KUR BRI untuk tahun 2024. Perseroan mematok target penyaluran KUR sebesar Rp 165 triliun.

BACA JUGA: Sejak 2019, Jumlah Setoran BRI ke Kas Negara Tembus Rp 192,06 Triliun

“Sejalan dengan penyaluran KUR yang terus tumbuh, BRI mampu menjaga kualitas kredit KUR yang disalurkan. Hal tersebut tercermin dari non-performing loan (NPL) KUR yang terjaga di kisaran 2%,” kata Supari melalui keterangan resmi, Senin (15/7/2024).

Menurutnya, untuk menjaga NPL perseroan telah memiliki berbagai strategi. Di antaranya melalui penyaluran kredit secara selective growth, mendorong peningkatan recovery rate, serta melakukan monitoring pinjaman secara ketat, baik online maupun offline.

BACA JUGA: Bantu UKM Naik Kelas, BRI Optimistis Capai Penyaluran KUR 2024

Ke depan, BRI berharap adanya kebijakan penguatan yang dapat memperkuat daya beli masyarakat dan meningkatkan konsumsi rumah tangga. Dua faktor tersebutlah yang menjadi driver utama pertumbuhan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) yang menjadi kontributor utama dan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia di tengah kondisi makro ekonomi yang menantang. 

Di sisi lain, penyaluran KUR BRI pada tahun ini juga didorong dengan perluasan jangkauan penerima baru.

“Untuk tahun ini kami akan salurkan KUR kepada lebih dari 3,7 juta nasabah dari pipeline sebanyak 7 juta. Kami juga sudah siapkan nasabah-nasabah lama kami kurang lebih 2 juta kita akan naik kelaskan,” ujarnya.

Supari menambahkan secara umum, strategi bisnis mikro BRI ke depan akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan.

“BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada UMKM, telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi hingga interkoneksi,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS