Untuk memberikan nilai tambah pada produknya, Hino mengandalkan konsep layanan yang mereka sebut Total Support. Konsep ini mengedepankan dua hal, yakni memaksimalkan masa operasional dan meminimalkan biaya operasional pelanggan.
Untuk memperkuat value proposition tersebut, PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) kini menggunakan mesin bus Hino R 260 yang menjadi andalan dan dipakai pada beberapa lini produk Hino. Dengan mesin baru ini, Hino menawarkan beberapa nilai tambah, seperti konsumsi BBM yang lebih efisien hingga mencapai 11% dan mesin yang diklaim anti overheat.
Anton dari Divisi Training HMSI menjelaskan, kalau mesin ini sudah diuji coba dan dibandingkan dengan mesin RN 285 serta mesin dari kompetitor. Rute pengujian yang ditempuh adalah Jakarta ke Surabaya melalui Tol Trans Jawa. Dengan jarak sekitar 800 kilometer, mesin bus Hino R 260 mampu menghabiskan bahan bakar 227,56 liter sementara mesin RN 285 membutuhkan BBM 237,40 liter.
Sementara mesin kompetitor butuh bahan bakar 253,77 liter. Itu berarti ada penghematan konsumsi BBM hingga 11% dibanding mesin kompetitor.
“Kecepatannya kami usahakan stabil di 130 km/jam, kecuali kalau ada jalan yang kurang rata atau ada perbaikan jalan baru kita kurangi kecepatannya. Di sini terasa tenaganya tetap berisi terus meski digeber berjam-jam,” kata Anton.
Dengan berbagai keunggulannya, HMSI memosisikan mesin barunya ini sebagai mesin pencari cuan dari Hino. Tak hanya itu, HMSI juga telah menyiapkan mesin dengan spesifikasi Euro 4. Hal ini disampaikan oleh Santiko Wardoyo, Chief Operating Officer Director HMSI.
“Kami siap mengimplementasikan mesin Euro 4 pada April 2022. Di sisi lain, mesin Hino sebetulnya sudah teruji durabilitasnya melalui ajang Reli Dakar,” tutup Santiko.