Holcim terus mendukung proses kontruksi berkelanjutan dengan mengadakan National Holcim Awards 2015. Dalam kompetisi regional tersebut diikuti 420 peserta proyek yang telah terdaftar pada kompetisi ini. Kompetisi nasional Holcim Awards 2015 ini memiliki dua kategori. Kategori Utama dan Next Generations. Kategori Utama diperuntukkan bagi para insinyur, arsitek, kontraktor dan pemilik proyek yang mengaplikasikan konsep konstruksi berkelanjutan pada proyek-proyek yang dibangunnya. Sedangkan Next Generations terbuka bagi para mahasiswa dan profesional muda dalam rentang usia 18-30 tahun yang ingin memperkaya ide dan desain mereka dengan konsep konstruksi berkelanjutan.
“Sebagai penyelenggara, kami merasa bangga melihat antusiasme dan respon yang positif dari para peserta. Kompetisi skala nasional ini merupakan bentuk penghargaan kami kepada mereka,” ujar Juhans Suryantan, Vice President Sales Holcim Indonesia dan ketua panitia kompetisi nasional Holcim Awards.
Dalam perlombaan ini, Holcim menilai hasil presentasi para peserta dengan menggunakan lima kriteria. Pertama, konstruksi pembangunan yang ramah akan lingkungan. Kedua, menciptakan inovasi dan suatu hal yang unik dan baru. Ketiga, mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial yanga ada di sekitar wilayah pembangun konstruksi. Keempat, menggunakan materi dan standart-standart yang tinggi. Kelima, secara ekonomi dan pembiayaan proyek tersebut masuk akal untuk di bangun.
Gunawan Tjahjono selaku Rektor Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) dan Guru Besar Departemen Arsitektur Universitas Indonesia selaku Ketua Dewan Juri mengatakan, “Semua ide dan proyek yang masuk, sangat menarik. Saya senang melihat begitu banyak masyarakat Indonesia yang tertarik mengaplikasikan konsep konstruksi berkelanjutan. Ini adalah sebuah kemajuan, kami berharap kedepannya nanti akan ada lebih banyak bangunan yang dapat memberikan nilai lebih kepada masyarakat.”
Gunawan juga menambahkan bahwa selama proses penjurian ia banyak menemukan ide-ide kreatif dari para peserta dalam penerapan konstruksi berkelanjutan. “Adanya kompetiis telah menuntu para peserta untuk berpikir kreatif dalam pembangunan yang juga mencakup permasalahan sosial, lingkungan, dan budaya,” tambah Gunawan.
Dalam kompetisi ini memutuskan dari kategori Next Generation dimenangkan oleh oleh Pungky Dwi Arfanto, mahasiswa Disain Perkotaan (Urban Design) dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dengan proyek Pasar Senen Yogya – Pasar Terintegrasi (Integrated Public Market) dan dari kategori utama Yu Sing Liem dan tim dari Akanoma dengan proyek Pusat Pendidikan Lingkungan (Environmental Education Center) di Gunung Kidul, Yogyakarta.