World Economic Forum merilis Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk China terbesar di dunia. Sekitar 7,67 juta populasi China ada di Indonesia. Melihat Indonesia sebagai trading partner terbesar ke-23, Hong Kong memperluas pemasaran untuk memperkuat konektivitas dengan Indonesia.
Data yang dirilis Hong Kong Trade Development Council di Jakarta menunjukkan, perdagangan bilateral antara Indonesia dan Hong Kong pada 2016 mencapai US$ 4.9 miliar dengan total ekspor Hong Kong ke Indonesia sebesar US$ 2,68 miliar. Sementara, total impor dari Indonesia ke Hong Kong mencapai US$ 2,28 miliar.
Pascapenandatanganan MoU HKTDC bersama DGNED oleh Presiden Joko Widodo April lalu, Hong Kong semakin percaya diri untuk memperkuat kerja sama dengan Indonesia dalam segala bidang. “Akan ada upaya mempererat hubungan dalam bidang ekonomi, perdagangan, investasi, dan budaya,” kata Deputy Director Hongkong Economic and Trade Office, Angie Chung.
Menurut Angie, konsentrasi peningkatan kerja sama dengan Indonesia dilatari keyakinan akan luasnya konektivitas yang dapat tercipta. Tidak hanya antara Hong Kong dengan Indonesia, melainkan Negara ASEAN lain. Hal ini disebabkan gedung sekretariat ASEAN berada di Indonesia.
Beberapa upaya memperkuat konektivitas telah dilakukan sejak tahun lalu. Kegiatan promosi diberikan bagi perusahaan Indonesia dan Hong Kong untuk mengomunikasikan perusahaan mereka.
Tahun lalu, Hong Kong mengundang beberapa perusahaan Indonesia ke Hong Kong untuk menghadiri exhibition seperti, HK Food Expo pada Agustus 2016, Centrestage pada September 2016, dan yang terbaru Hong Kong Fashion Week pada Januari 2017.
Melalui kegiatan ini, berbagai perusahaan atau platform China diharapkan dapat membantu mempromosikan perusahaan Indonesia di China. Contohnya, pada gelaran Hong Kong Fashion Week lalu, Hong Kong mengundang desainer-desainer Indonesia untuk memperkenalkan desain fesyen Indonesia di Hong Kong. Ulos Batak “Laris Manis” pun menjadi produk andalan yang diperkenalkan saat itu.
Tidak hanya Hong Kong yang mengundang Indonesia untuk melakukan promosi di Hong Kong, Indonesia pun melakukan hal serupa. Maret 2017, Hong Kong Infrastructure and Professional Delegation mengunjungi BAPENNES. Hong Kong juga sempat mempromosikan pariwisata mereka di Jakarta Marketing Week Mei lalu.
Ke depan, akan digelar Belt and Road Summit 2017 pada 11 September mendatang. Perhelatan ini diakui Angie dapat menjadi ajang promosi, peningkatan kerja sama ekonomi, dan upaya memperluas konektivitas. Pasalnya, gelaran yang didukung langsung oleh pemerintah China ini akan dihadiri berbagai korporasi dari seluruh dunia.
Bagaimana? Anda tertarik untuk bergabung?