HOYA Bangun Komunikasi Lensa Terapi Myopia ke Dokter Spesialis

marketeers article

Produsen lensa kacamata dari Jepang, HOYA Vision Care memperkenalkan produk hasil inovasi terbarunya. Tak sekadar lensa biasa, HOYA Vision Care menjadi lensa terapi rabun jauh.

Lensa terapi Myopia atau rabun jauh ini diperkenalkan di Forum MiYOSMART kepada dokter-dokter spesialis mata yang mengikuti rangkaian seminar Indonesian Refraction and Vision Optimization Society (INARVOS) yang digelar di Yogyakarta.

Forum MiYOSMART diadakan bertepatan dengan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) ke-48 yang merupakan induk acara dari seminar INARVOS, pada periode 24-26 Agustus 2023.

“Di forum ini, HOYA memperkenalkan dan membahas detail teknologi dan uji klinis DIMS (Defocus Incorporated Multiple Segments) pada lensa terapi MiYOSMART. Ini pertama kalinya kami terlibat di PIT Perdami. Kami berharap bisa terus mengikuti agenda pertemuan ilmiah ini untuk tahun-tahun berikutnya,” ujar Dodi Rukminto, Managing Director HOYA Indonesia di dalam laporannya.

Pada Forum MiYOSMART yang diadakan, HOYA menghadirkan Global Head, Professional Affairs & Education, May Zhang, M.D, Ph.D. sebagai narasumber yang menjelaskan secara detail tentang cara kerja, teknologi, hingga hasil uji klinis dari lensa terapi MiYOSMART.

BACA JUGA: Dukung Aktivitas Digital, Hoya Hadirkan Lensa Ultra-Premium Hoyalux iD MySelf

“Informasi yang disampaikan malam ini menambah wawasan kami sebagai Dokter Spesialis Mata yang concern-nya adalah kelainan refraksi khususnya myopia. Banyak orang yang mencari solusi untuk mengatasi myopia dan uji klinis yang komprehensif menjadikan lensa ini sebagai opsi kontrol myopia yang menjanjikan.“ ujar dr Susanti Natalya Sirait, SpM(K),MKes., ketua INARVOS.

MiYOSMART diklaim sebagai lensa kacamata dengan uji klinis terpanjang di dunia, yakni selama 6 tahun. Uji klinis ini merupakan tahapan penting untuk membuktikan efektivitas, keamanan, dan gambaran efek samping sebuah produk kesehatan.

Dirancang dengan menggunakan teknologi Defocus Incorporated Multiple Segments (DIMS), uji klinis MiYOSMART bersifat acak atau biasa disebut randomized controlled trials (RCT).

RCT merupakan level tertinggi uji klinis karena dirancang agar tidak memiliki bias dan memiliki risiko kesalahan sistematik yang lebih kecil.

BACA JUGA: Tren Masalah Mata Kering di Indonesia dan Solusi Terpadu dari JEC

Dari uji klinis yang telah dilakukan, dibuktikan bahwa teknologi DIMS pada MiYOSMART dapat menahan laju pertumbuhan myopia hingga 60% dan tidak menunjukkan efek rebound bagi pemakainya.

Di sisi lain, Myopia (mata minus) apabila pertumbuhannya tidak terkendali, dapat menyebabkan permasalahan mata yang lebih serius seperti katarak, glukoma, ablasi retina, dan degenerasi makula di kemudian hari.

Sebab itu, penting adanya intervensi dini terhadap myopia, khususnya pada anak. Opsi terapi myopia bagi anak yang dianggap paling mudah adalah menggunakan lensa kacamata.

Selain mampu mengoreksi dan menghadirkan penglihatan yang jelas, lensa kacamata terapi MiYOSMART dapat menahan pertumbuhan Myopia pada anak secara bersamaan.

Lensa MiYOSMART telah hadir di Indonesia sejak November 2022. Hingga kini, ribuan MiYOSMART sudah terjual di Indonesia dan banyak yang sudah merasakan manfaatnya.

Related

award
SPSAwArDS