Kampanye Traveloka Clean Partners Jawab Perubahan Perilaku Pelanggan
Traveloka meluncurkan kampanye Traveloka Clean Partners guna menciptakan rasa aman bagi pelanggan. Kampanye ini mengomunikasikan perihal penerapan protokol Clean, Health, Safety, Environment (CHSE) pada setiap produk dan layanan Traveloka, mulai dari Transportasi, Hotel, Xperience, hingga Eats.
Kampanye ini telah dimulai secara bertahap sejak Juni 2020 di lebih dari 240 kota di Indonesia. Hingga saat ini, Traveloka telah menggandeng lebih dari dua ribu mitra yang telah mematuhi prosedur Traveloka Clean Partners.
“Traveloka terus mengamati perilaku konsumen yang terus berubah seiring perkembangan situasi terkini, serta situasi yang dihadapi para mitra sebagai landasan untuk menghadirkan produk yang inovatif dan menjawab kebutuhan pasar,” ungkap Christian Suwarna, CMO Traveloka & CEO Traveloka Experience di Jakarta, Kamis (13/08/2020).
Kampanye ini merupakan salah satu manifestasi Traveloka dalam memberikan kemudahan bagi konsumen sambil mendukung program pemerintah terkait penerapan protokol CHSE. Traveloka berharap, kampanye ini dapat membantu ribuan mitra untuk terus menjalankan roda operasional bisnis mereka di situasi yang sulit ini.
Pada masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di periode Juni, data internal Traveloka menunjukkan, tingkat kepercayaan diri masyarakat untuk melakukan perjalanan dan aktivitas di luar rumah mengalami peningkatan dari 29% menjadi 45%.
Sejak Kampanye Traveloka Clean Partners dimulai, terdapat peningkatan pencarian produk dan layanan Traveloka dengan label “Traveloka Clean” sebesar lebih dari 300%. Secara keseluruhan, Traveloka mencatatkan peningkatan pemesanan lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan periode sebelum inisiatif ini berlangsung untuk produk-produk yang telah lebih dulu disematkan label “Traveloka Clean”, yaitu Hotel, Transportasi (Antar Jemput Bandara dan Rental Mobil), dan Xperience.
“Di fase transisi ini, dibutuhkan kerja sama berbagai pihak untuk menghadirkan inovasi-inovasi yang tidak hanya mendorong pemulihan industri, namun juga untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di tanah air,” imbuh Wishnutama Kusubandio, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.