Keselamatan kerja adalah salah satu aspek yang jadi penekanan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Berkat strategi yang dilakukan, Huawei pun kembali meraih penghargaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diselenggarakan oleh Kemnaker.
Lai Chaosen, Vice President Delivery & Service Huawei Indonesia mengatakan perusahaan merasa terhormat menerima penghargaan terbaik dalam hal penerapan aspek keselamatan kerja dan kesehatan dari pemerintah.
“Penghargaan ini semakin memperkuat tekad Huawei untuk terus bekerja keras melindungi sumber daya manusia sebagai aset perusahaan yang paling berharga. Saya juga juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pekerja Huawei Indonesia atas komitmen, upaya keras dan kerja sama dalam mewujudkan rekam jejak positif tersebut,” kata Lai Chaosen dalam keterangan pers kepada Marketeers, Rabu (5/7/2023).
Menurutnya, Huawei menjadi perusahaan global penyedia solusi teknologi informasi dan komunikasi pertama yang mendapatkan penghargaan nirkecelakan atau zero accident dari Kemenaker selama sembilan tahun berturut-turut.
Selain mendapatkan penghargaan nirkecelakaan, Huawei juga dianugerahi penghargaan tertinggi untuk upaya pencegahan dan penanggulangan COVID-19. Ia mengakui tanpa upaya keras rekan kerja di Huawei, prestasi ini pasti sulit tercapai.
BACA JUGA: Huawei Selami Kebutuhan Industri untuk Pengembangan Teknologi 5.5G
“Inovasi dan solusi teknologi yang Huawei kembangkan telah diimplementasikan dengan baik di internal kami dan hal ini menjadi modal kami untuk terus berkarya seiring peningkatan kebutuhan solusi teknologi informasi dan komunikasi di Tanah Air,” ucapnya.
Ida Fauziyah, Menteri Ketenagakerjaan mengatakan dua penghargaan ini menjadi pengakuan pemerintah atas kuatnya komitmen dan konsistensi
Huawei dalam menciptakan ruang kerja yang aman dan sehat bagi para pekerja. Menurutnya, kegiatan ini adalah bagian dari upaya pemerintah, khususnya Kemenaker dalam mengampanyekan K3, dengan memberikan apresiasi berupa Pemberian Penghargaan K3 kepada pihak-pihak yang telah berhasil menerapkan K3.
“Upaya tersebut sudah beberapa tahun memperlihatkan hasil, di mana jumlah perusahaan yang mempertahankan nihil kecelakaan setiap tahun mengalami peningkatan,” kata Ida Fauziyah.
Menurut catatan Kemenaker, Huawei telah menyelesaikan total 19.412.620 jam kerja sejak periode 1 Januari 2014 hingga 31 Desember 2022. Selama periode tersebut tak ada satu pun kecelakaan atau infeksi yang terjadi di lingkungan kerja Huawei.
BACA JUGA: Tingkatkan Safety, PLN Terapkan Digitalisasi untuk K3
Oleh karena itu, Kemenaker menilai kesolidan tim K3 Huawei mengelola norma keselamatan kerja berbasis teknologi patut diapresiasi. Terlebih, sebagai perusahaan teknologi, pengelolaan K3 juga dilakukan dengan melibatkan kecerdasan buatan.
Lewat teknologi kecerdasan artifisial, maka tim dapat melacak, mengumpulkan, dan menampilkan jutaan data mengenai kesehatan dan keselamatan tempat kerja di seluruh proyek yang ditangani di Indonesia dapat berlangsung secara real time. Selain itu, para pekerja Huawei juga dibekali dengan aplikasi seluler, pelindung kepala pintar, pendeteksi lokasi pintar dan berbagai perangkat digital lain untuk membantu pemantauan terkait data.
Di sini, kecerdasan buatan juga berperan untuk mendeteksi ketidakpatuhan dan akan mengirimkan peringatan dini ke pusat pemantauan.
Editor: Ranto Rajagukguk