Oleh Agung Laksamana MSc, MCIPR
Ketua Umum BPP Perhumas
“Employees are the best corporate ambassadors.” – Unknown
Dalam penerbangan keluar kota, duduk di sebelah saya seorang CEO dari sebuah perusahaan yang cukup dikenal. Dalam perjalanan itu terjadilah perbincangan yang hangat.
Dan kita sampai pada topik komunikasi perusahaan. Beliau bertanya kepada saya, “menurut Bung Agung, bagaimana men-handle komunikasi kepada karyawan yang efektif?” Saya akui jawaban yang saya berikan panjang dan penuh dengan teori. Intinya mencoba meyakinkan beliau.
CEO ini seorang pendengar yang baik. Beliau hanya tersenyum setelah mendengar paparan yang saya sendiri tidak yakin. Komentar singkat beliau, “kalau menurut saya Bung, kata kuncinya adalah happy!” Saya bingung dengan komentar singkat tadi.
Beliau melanjutkan lagi melihat kebingungan saya. ”Begini Bung. Secara singkat, fungsi manajemen adalah memastikan semua karyawannya happy. Karena jika mereka happy, otomatis customer juga happy. Jika customer happy, tentu saja shareholders happy. Dan, jika shareholders happy, balik lagi, tentu saja manajemen perusahaan akan happy! It’s a circle of happiness, Bung Agung!” Analogi yang menarik. Bahwa fungsi dan peran manajemen adalah membuat para stafnya bahagia.
Simon Sinek, penulis buku Leaders Eat Last memberikan relevansi yang kurang lebih sama akan pentingnya mengutamakan karyawan. Argumen Simon dalam tulisannya adalah, “customers will never love your company until the employees love it first!”
Lantas apa yang harus dilakukan perusahaan untuk mewujudkan semua itu? Dalam opini saya salah satu aspek penting adalah komunikasi. Terkadang menjadi tanda tanya bagi saya. Jika people adalah aset terbesar sebuah organisasi, mengapa sedikit perusahaan yang berinvestasi dalam pengelolaan komunikasi kepada karyawan internal selama ini? Bukankah kita ingin setiap karyawan menjadi Humas dan brand ambassador bagi organisasinya?
Definisi peran fungsi Humas pada intinya adalah mensosialisasikan semua hal positif dan prestasi dari organisasinya. Dan saya percaya, semua karyawan adalah Humas dari perusahaan! Dari level CEO, senior manajemen hingga level staf bawah bahkan office boy sekalipun.
Jack Welch, Chairman GE yang legendaris pernah menuliskan, People First – Strategy & Everything Else Second! Jelas di sini, sebagai CEO, ia menitikberatkan pada karyawan lebih utama bahkan sebelum strategi! Menurutnya, perusahaan harus membangun great people. Selanjutnya, karyawan tersebut akan membuat great products dan memberikan great services. Dalam kata-katanya sendiri, “we build great people, who then build great products and services.” Dan terbukti dengan investasi GE yang menghasilkan talenta kaliber global.
Percaya atau tidak, komunikasi internal serta engagement dalam organisasi berdampak luar biasa terhadap keuangan. AON Hewitt dalam riset Trends in Global Employee Engagement mengatakan, jika terjadi peningkatan sebesar 5% pada engagement karyawan, maka akan terjadi peningkatan 3% dalam pertumbuhan pendapatan pada tahun berikutnya. Bayangkan dampak finansial tersebut. Jika organisasi Anda mampu menaikkan 50% staff engagement, Anda bisa meraih 30% pada revenue finansial Anda. Luar biasa bukan?
Namun, tantangan terbesar Komunikasi perusahaan saat ini adalah getting attention dari staf Anda! Di era Industri 4.0, konten perusahaan akan bersaing dengan konten digital di luar sana. Sebagai contoh, ada 6.000 tweet per detik yang ditulis orang, satu miliar video views per harinya di YouTube, 4 juta foto per jam yang diunggah di Instagram. Tak hanya itu, ada juga 15 juta foto yang di-upload di Facebook setiap jam serta ada lebih dari 300.000 konten per hari yang di-googling. Semua itu tentu di luar WhatsApp Group (WAG). Padahal rata-rata, setiap orang memiliki 10-20 WAG di dalam smartphone mereka! Tidaklah salah jika, Satya Nadella, CEO Microsoft mengatakan, ‘The true scarce commodity of the near future will be human attention!”
Nah, pertanyaannya sekarang, apakah visi misi organisasi serta target bisnis goal Anda sudah dimengerti sampai ke semua level karyawan? Seperti kita ketahui, banyak perusahaan yang mencantumkan visi, misi, bahkan membuat employee value proposition (EVP). Namun, semua itu hanya menjadi rangkaian kata-kata dan poster di dinding kantor perusahaan. Segala pesan itu seharusnya diketahui, dimengerti, dan dilaksanakan oleh para karyawan yang ada. Seperti kita ketahui bahwa komunikasi dianggap berhasil jika pesan dapat diterima oleh seseorang, mendapatkan respons dan berdampak.
Ketika seluruh pesan tersampaikan, pertanyaannya apakah para karyawan itu bisa mengartikulasikan dan termotivasi menjadi Humas dan brand ambassador perusahaan Anda? Jika belum, artinya perusahaan harus segera meninjau ulang program komunikasi internal Anda. Terus lakukan improvisasi. Jika berhasil, selamat untuk Anda dan organisasi Anda! Lanjutkan!