Rencana pemerintah untuk membuka kembali sekolah-sekolah pada tahun 2021 mendapatkan respons beragam dari masyarakat dan pemangku kepentingan. Menurut Wakil Ketua Komisi X Abdul Fikri Faqih, pemerintah harus memerhatikan banyak hal untuk menjalankan kebijakan ini.
Dengan masih berlangsungnya pandemi, salah satu yang harus diperhatikan adalah zona daerah tempat sekolah dibuka. “Pada daerah zona hijau bisa diterapkan tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat. Pada daerah zona oranye dan merah tentu Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),” ujar Fikri.
Ia menambahkan bahwa pembelajaran dengan model hybrid atau blended bisa menjadi alternatif yang baik untuk menjadi solusi dari persoalan ini. Model pembelajaran ini merupakan campuran antara daring dengan face to face learning atau konvensional.
Kondisi yang membatasi kegiatan belajar-mengajar saat ini membuat ada banyak persoalan yang timbul. Tidak sedikit yang mengkhawatirkan integritas akademik para siswa terutama dengan minimnya interaksi tatap muka.
“Hal tersebut tidak menjadi alasan karena teknologi memungkinkan guru mengajar peserta didik secara langsung. Sehingga mereka masih bisa menyampaikan ide-ide orisinal yang mereka miliki. Teknologi juga bisa dimanfaatkan untuk pengecekan ulang terhadap karya sebelum diserahkan demi menjaga integritas akademik,” tutur Head of Business Partnership Asia Tenggara Turnitin Jack Brazel.
Brazel juga menjelaskan bahwa pembelajaran daring ini dapat menjadi solusi untuk jangka panjang bahkan setelah pandemi usai. Karena, kelas virtual yang dihadiri para siswa juga dapat memperkuat integritas akademik mereka sehingga siswa menerima pendidikan berkualitas meski di tengah pandemi.
Editor: Ramadhan Triwijanarko