Hyperlocal Tokopedia Bantu Tingkatkan Penjualan UKM hingga 147%
Kontribusi usaha, mikro kecil, dan menengah (UKM) lokal terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tak perlu diragukan lagi. Namun, masih ada permasalahan yang harus dihadapi, yaitu belum meratanya aktivitas ekonomi digital. Inilah yang melatarbelakangi Tokopedia menghadirkan inisiatif Hyperlocal sejak tahun 2020.
“UKM lokal memegang peranan dalam peningkatan ekonomi digital. Namun aktivitas ekonomi digital Indonesia saat ini masih terpusat di kota-kota besar. Dibutuhkan sinergi dari semua pihak untuk membantu UKM di seluruh Indonesia punya kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta berkontribusi terhadap perekonomian,” kata Trian Nugroho, AVP of Regional Growth Expansion (RGX) Tokopedia dalam pernyataan resminya.
BACA JUGA: Kemenkop UKM Dorong Generasi Muda Jadi Wirausaha
Pada tahun 2019, kontribusi tersebut tercatat meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai 60,3%. Karena itu, tak heran jika pemerintah menargetkan pertumbuhan wirausaha di Indonesia sebesar 4% pada tahun 2024.
Riset yang dilakukan Tokopedia bersama Institute for Development of Economics and Finance (Indef) bertajuk Analisis Dampak Program Hyperlocal Tokopedia terhadap Kondisi Bisnis Penjualan secara Daring, Ekonomi, dan Sosial Kota-Kabupaten Program Hyperlocal, menunjukkan kontribusi inisiatif ini untuk perekonomian digital di berbagai daerah.
BACA JUGA: Amartha Genjot Digitalisasi UKM Sumbar lewat Pemanfaatan Aplikasi
“Rerata indeks penjualan di kota dengan Hyperlocal Tokopedia meningkat 147% pada periode tahun 2020-2021 dibandingkan tahun 2017-2019, dan Surabaya, Bandung serta Yogyakarta menjadi tiga kota dengan Hyperlocal Tokopedia yang memiliki indeks penjualan dan indeks omzet penjualan paling tinggi,” ujar Nailul Huda, Peneliti INDEF.
Surabaya mengalami peningkatan indeks penjualan dan index omzet penjualan masing-masing sebesar 194% dan 85%, Bandung 27% dan 100%, sedangkan Yogyakarta 148% dan 64%. Riset ini juga menunjukkan rerata indeks penjualan di kota dengan Hyperlocal lebih besar lima kali lipat dibandingkan kota tanpa Hyperlocal pada periode tahun 2017-2021.
Selanjutnya, indeks omzet penjualan di kota dengan Hyperlocal meningkat 67% pada periode tahun 2020-2021 dibandingkan periode tahun 2017-2019.
“Mengusung teknologi geo-tagging, Hyperlocal telah memperluas cakupan transaksi penjual, mempermudah masyarakat menemukan toko terdekat, membuat transaksi lebih efisien karena ongkos kirim lebih hemat dan peningkatan eksposur UKM lokal dengan potensi penjualan yang besar,” tutur Trian.
Editor: Ranto Rajagukguk