Kelangkaan komponen chip semikonduktor menghambat kegiatan produksi industri otomotif, elektronik, hingga teknologi informasi. Masalah ini juga berpengaruh pada kegiatan operasional bisnis dua merek besar asal Korea Selatan, Samsung dan Hyundai, yang menjadi produsen elektronik dan otomotif terbesar asal negara tersebut.
Meski menghadapi kendala serupa, kedua raksasa industri asal Korea Selatan itu disebut masih enggan bergandengan tangan dalam mencapai solusi bersama. Bahkan dalam sebuah pertemuan pada pekan lalu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in kembali mendorong dua perusahaan itu untuk berkolaborasi mengatasi kelangkaan chip semikonduktor.
Kelangkaan komponen chip membuat penjualan kendaraan Hyundai sempat menurun hingga 20,7% secara global berdasarkan data pada Oktober lalu. Selain potensi kerja sama terkait kelangkaan komponen chip semikonduktor, Samsung dan Hyundai diharapkan dapat saling mendukung penelitian baterai untuk kendaraan listrik dan perkembangan teknologi informasi.
“Saya sangat berharap Samsung dan Hyundai untuk berkolaborasi lebih jauh, khususnya terkait masalah komponen chip bagi industri otomotif,” ujar Presiden Moon dalam acara jamuan makan siang bersama petinggi industri besar Korea Selatan, seperti dilansir dari laman The Korea Herald.
Beberapa pihak meragukan pernyataan Presiden Moon dapat menurunkan ego kedua petinggi perusahaan untuk dapat bekerja sama dalam waktu dekat. Menurut sumber dari kalangan industri Korea Selatan yang dikutip Korea Herald, kedua pimpinan perusahaan tidak menunjukkan ketertarikan maupun mengindahkan ucapan sang Presiden.
Di sisi lain, Presiden Moon mengucapkan selamat atas keberhasilan Hyundai melakukan terobosan hingga mampu bersaing di pasar kendaraan elektrifikasi Eropa. Langkah positif Hyundai dalam menggaet pasar mobil listrik Eropa itu, menjadi salah satu kebangkitan mereka setelah sempat berhenti memproduksi kendaraan akibat situasi pandemi serta kelangkaan komponen chip dalam setahun terakhir.
Jamuan makan siang dari Presiden Moon Jae-in sendiri dihadiri oleh petinggi enam perusahaan besar Korea Selatan, yang bermaksud membahas kampanye pembukaan lapangan kerja bagi generasi muda. Selain petinggi dari Samsung dan Hyundai, acara itu juga turut dihadiri pimpinan grup perusahaan lain seperti SK Group, LG Corporation, Posco, dan KT Corporation.
Hasil dari pertemuan tersebut berujung pada kesepakatan untuk membuka 180 ribu lapangan pekerjaan baru dalam kurun waktu tiga tahun mendatang. Selain membuka lapangan kerja, keenam perusahaan juga menyiapkan program pelatihan kerja sekaligus pendampingan bagi mereka yang berminat membuka usaha baru.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz