Accor kembali meluncurkan dua hotel ibis terbarunya awal tahun ini, yaitu ibis Styles dan ibis budget yang berlokasi di dekat Bandar Udara Soekarno Hatta, Banten. Pembukaan hotel berkonsep kombo ini (dua atau tiga hotel segmen berbeda dalam satu lokasi yang sama) diyakini sebagai hotel kelas ekonomi-premium pertama yang terletak di kawasan bandara. Lantas, bagaimana Accor menimbang peruntungan bisnis di sekitar bandara tersibuk se-Indonesia itu?
Pada dasarnya, ibis styles (251 kamar) telah lebih dulu beroperasi, tepatnya pada Juli 2014 lalu. Disusul kemudian ibis budjet (186 kamar) yang dijadwalkan beroperasi awal Februari tahun ini. Kedua hotel tersebut merusakan usaha pertama yang dimiliki oleh PT Shansui Karya Bandara. “Total investasi kami di dua hotel itu mencapai Rp 150 miliar. Kami yakin dengan merek ibis, hotel ini dapat bersaing dan sukses mendapatkan hasil yang menguntungkan,” ujar Julius Tansani, Presiden Direktur PT Shansui Karya Bandara, Selasa, (20/1/2015).
Gerard Guillouet, Chief Operation Officer Accor Malaysia, Indonesia, dan Singapura mengatakan, dengan memiliki 437 kamar, kedua hotel ini akan memenuhi akomodasi tamu domestik maupun internasional yang berkunjung ke Jakarta atau melakukan transit di Bandara Soekarno Hatta (Soetta). Katanya, tidak ada hotel di sekitar bandara dengan merek hotel internasional.
“Mungkin secara segmen sama, namun secara pelayanan akan sangat berbeda. Kami memiliki kamar tidur yang sangat baik di kelasnya, yaitu Sweet Bed by ibis. Selain itu, harga kamar merupakan tarif inklusif, yaitu tamu tidak dikenakan biaya ekstra setiap kali mereka memerlukan pelayanan hotel,” paparnya.
Untuk konsep kombo ini, ibis Styles memang bersanding dengan ibis budget yang sama-sama hotel kelas ekonomi. Alasannya, pasar di kawasan bandara masih dikuasai segmen ekonomi. Ini dimaklumi lantaran tamu bandara biasanya membutuhkan hotel untuk kebutuhan tidur dan sarapan. Meskipun begitu, baik ibis Styles maupun ibis budget menawarkan masing-masing lima dan dua ruang meeting untuk para tamu korporasi. “Tidak tertutup kemungkinan, nanti kami akan menghadirkan hotel kelas upscale, seperti Novotel dan Pullman, jika pasarnya mendukung,” imbuhnya.
Hotel ibis Styles dan budget Jakarta Airport memang berlokasi tepat di pintu gerbang Bandara Soetta. Lokasinya pun tak jauh dari kawasan Soewarna Business Park dan pusat perkantoran Cengkareng. Tetapi, kedua hotel itu bersebelahan dengan hotel kelas ekonomi lainnya, seperti Amaris milik Grup Santika Kompas Gramedia, Pop Hotel milik Tauzia Group, dan Orchardz Hotel. Meskipun dikepung oleh hotel dengan segmen yang sama, Gerard yakin hotel ibis mampu mencapai tingkat keterisian kamar sebesar 80%.
Bahkan, target tersebut tak ada koreksi, walaupun ada Peraturan Menteri Perhubungan yang memberlakukan tarif batas bawah bagi maskapai pesawat terbang. “Terlalu dini untuk melihat dampak peraturan itu terhadap bisnis perhotelan. Dan saya rasa, wisatawan tak hanya datang dari pesawat terbang. Mereka bisa datang dari mana saja, dari mobil, bus, kereta, dan transportasi lainnya,” katanya.
Kendati demikian, Gerard mengakui adanya dampak signifikan paska berlakunya Peraturan Pemerintah yang melarang perusahaan negara dan pegawai negeri untuk melakukan rapat di hotel. “Di sektor MICE, memang ada penurunan yang cukup besar dari segmen pemerintah. Namun, kami dapat tamu bukan dari pemerintah saja. Fokus kami adalah perusahaan swasta dan individu,” jelasnya.
Sementara itu, General Manager ibis Styles Jakarta Airport Teuku Rusiansyah menjelaskan, rata-rata okupansi hotel di kawasan bandara cukup tinggi, yaitu mencapai 90%. “Bahkan, pada tahun 2014 lalu, kami berhasil mencapai tingkat okupansi 83,6%. Kami yakin tahun ini minimal angkanya 80%,” timpalnya.
Rusiansyah juga bilang, karena lokasinya dekat dengan bandara, ibis Styles dan budget memberikan berbagai pelayanan tambahan secara gratis. Misalnya, dengan menyediakan shuttle bus dari dan menuju bandara dengan kapasitas 30 tempat duduk. Selain itu, ke depan, pihaknya akan menempatkan flight information atau informasi jadwal penerbangan di masing-masing hotel.
“Kami juga akan berusaha menyediakan apa yang menjadi permintaan tamu. Waktu itu, sempat ada rombongan umrah yang meminta untuk disediakan ruang manasik. Ya, kami sediakan,” ungkapnya.