ICAEW Prediksikan Pemulihan Ekonomi Asia Tenggara pada Tahun 2022
Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) memprediksi pemulihan ekonomi di wilayah Asia Tenggara pada tahun 2022. Terlebih lagi setelah adanya pelonggaran pembatasan aktivitas masyarakat serta meningkatnya jumlah vaksinasi COVID-19.
Pembatasan aktivitas masyarakat yang sebelumnya diberlakukan memberikan pukulan terhadap tingkat pengeluaran konsumen untuk jasa layanan. Sebelumnya jasa layanan menyumbang sekitar 2-% dari pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Artinya pembatasan tersebut memengaruhi perekonomian secara signifikan. Namun, pelonggaran yang telah dilakukan dan dimulainya kembali sektor pariwisata membangun optimisme untuk pemulihan ekonomi.
“Pemulihan pascapandemi saat ini tengah berlangsung sepenuhnya dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan pergerakan perdagangan. Kita juga melihat munculnya new normal dengan adanya perubahan pada cara kerja dan gaya hidup, serta perubahan perilaku konsumen,” ujar Presiden ICAEW William Brooks.
Untuk Indonesia, ICAEW memprediksi adanya pemulihan ekonomi yang kuat dari sektor rumah tangga. Hal ini terlihat ddari lapiran Ocford Economics yang menunjukkan adanya pembatasan aktivitas masyarakat membebani petumbuhan ekonomi di Indonesia.
Pembatasan tersebut telah memengaruhi kontraksi PDB Indonesia sebesar 0,4% quarter-to-quarter (qtq). Meski terjadi penurunan, Oxford Economics juga memperkirakan adanya pemulihan ekonomi yang cukup kuat pada kuartal IV khususnya pada konsumsi privasi dan publik.
Memasuki tahun 2022, laporan yang sama memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia sebesar 6%. Angka ini berada di bawah Malaysia dengan 6,7% dan Filipina dengan 6,8%.
Sektor rumah tangga diperkirakan akan berkontribusi mendorong pertumbuhan di atas tren. Selain itu, data juga menunjukkan bahwa investasi diperkirakan akan pulih lebih cepat dengan meningkatnya Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi asing langsung serta didukung oleh upaya pemerintah baru-baru ini untuk mendorong bisnis.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa tingkat toleransi dan vaksinasi COVID-19 akan memainkan peran kunci dalam menentukan pemulihan ekonomi. Dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, Asia Tenggara telah menunjukkan ketahanan terhadap pandemi.
Peningkatan kasus di kawasan Asia Tenggara pun tidak terlalu besar. Selain itu, tidak ada perubahan besar dalam pembatasan domestik dan dalam perjalanan internasional pun relatif ringan dibandingkan dengan kawasan lain.
Sehingga pemulihan ekonomi tidak hanya diprediksi mampu terjadi di tahun ini saja Tetapi memang ada anyak peluang untuk mewujudkannya.