Ichitan, Minuman Teh Thailand yang Haus Pasar Indonesia

marketeers article
Era Masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) membuka peluang bagi perusahaan negara ASEAN untuk menjajal pasar regional. Seperti pula yang tengah dilakukan oleh Ichitan Group, produsen teh dalam kemasan (ready-to-drink tea) asal Thailand yang resmi memulai debut ekspansinya di Indonesia. 
 
Ichitan tidak melenggang seorang diri saat harus bermain di pasar lokal. Perusahaan itu memilih melakukan joint venture dengan PT Sigmantara Alfindo (pendiri dan pemilik saham mayoritas Grup Alfamart) dan Mitsubishi Corp, membentuk perusahaan patungan bernama PT Ichitan Indonesia. Nah, baik PT Sigmantara Alfindo maupun Mitsubishi memiliki usaha patungan PT Atri Pasifik yang bergerak di bidang distribusi.
 
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Ichitan Group memiliki saham seimbang dengan PT Atri Pasifik, alias saling berbagi 50%. Chairman & CEO Ichitan Group Tan Passakornnatee mengatakan, sampai saat ini, produk tehnya masih diimpor dari Thailand. Namun, pada 2017 nanti, pihaknya akan memproduksinya di Surabaya lewat perusahaan OEM (Original Equipment Manufacturer).
 
“Tahun ketiga, kami berharap bisa membuka pabrik di Indonesia, tepatnya di Jakarta dengan kapasitas produksi sebanyak 7 juta boks per bulan,” kata Tan kepada awak media seusai seremoni peluncuran Ichitan di Central Park, Jakarta, (29/10/2015).
 
Untuk pembangunan pabrik tersebut, Ichitan menggelontorkan belanja modal sebesar 1,5 miliar Baht (setara Rp 573 miliar). Namun, Tan masih tutup mulut perihal target penjualan serta market share tahun pertama kehadirannya di Indonesia. “Saya belum memasang target,” tuturnya.
 
Tan mengatakan, pihaknya ingin melihat Ichitan Indonesia mencapai sukses sebelum pihaknya merangsek pasar negara Asia Tenggara lainnya. Sedangkan di negara asalnya Thailand, Tan mengaku Ichitan berhasil mencapai target penjualan sebesar 7 miliar Baht(Rp 2,66 triliun) tahun ini. Lima tahun ke depan, targetnya menembus 15 miliar Baht (Rp 5,7 triliun).
 
“Di Thailand, pasar sama ketatnya dengan Indonesia. Bedanya, di sana ada dua pemain besar, yang jika digabung, keduanya menguasai 80% pangsa pasar teh dalam kemasan di Thailand,” paparnya.
 
Tan menyangkal bahwa alasan perusahaannya ekspansi ke Indonesia adalah karena pasar Thailand sudah jenuh. “Pasar di Thailand terus tumbuh, dan investasi di Indonesia akan membantu memperluas basis pasar kami ke Indonesia, yang memiliki populasi terbesar se-ASEAN,” katanya. 
 
Langkah Ichitan menggandeng PT Atri Pasifik memberikan kekuatan dalam hal distribusi. Pasalnya, Atri Pasifik akan mengandalkan jaringan minimarket Alfamart dan Alfamaidi (mencakup gerai Alfamidi, Lawson, AlfaExpress) yang masih dalam satu grup dengannya. Kedua ritel tersebut jika digabung bisa menembus 12.000an gerai.
 
Saat ditemui di lokasi yang sama, CEO Alfamart Anggara Hans Prawira mengatakan, pihaknya baru menjual produk Ichitan di gerai-gerai Alfamart di Pulau Jawa yang menguasai 80% dari seluruh gerai Alfamart di Indonesia. “Kami pasok produk ini ke sekitar 8.000 gerai kami di Pulau Jawa. Kami menunggu kebijakan holding tentang hal ini (Ichitan),” paparnya singkat.
 
Adapun merek teh yang dijual Ichitan saat ini adalah Ichitan Honey Lemon dan Ichitan Lychee. Menyasar kalangan youth yang sudah terbiasa dengan minuman kemasan, Ichitan menggandeng Al Ghazali dan Pevita Pearce sebagai duta mereknya.
 
Kendati disokong oleh distribusi yang solid, Ichitan mesti berkaca dengan C2, minuman teh besutan raksaksa consumer goods Filipina Universal Robina Corporation (URC), yang gagal mengeruk pasar teh dalam kemasan Tanah Air. C2 masuk ke Indonesia pada tahun 2002, namun sampai saat ini, torehan market share-nya tak masuk sepuluh besar.
 
 
 
Editor: Eko Adiwaluyo

    Related

    award
    SPSAwArDS