Indonesia International Agricultural Machinery, Equipment, Technology & Services Exhibition (INAGRITECH) 2018 menjadi platform besar bagi para pemain sektor pertanian untuk menemukan alat dan mesin pertanian dari dalam dan luar negeri. Namun, kesempatan untuk bertengger alias mejeng di acara ini bukan hanya terbuka bagi pemain besar. Nyatanya, ada sekitar empat pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang bias masuk ke dalam acara ini.
Empat IKM yang berhasil masuk ke INAGRITECH 2018 merupakan IKM pilihan Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Ke-empat IKM ini meliputi PT Fogerindo Barnama, PT Mitra Balai Industri, PD Karya Mitra Usaha, dan CV Saya Cinta Kopi.
“Ini merupakan upaya pemerintah dalam mendorong IKM alat dan mesin yang dapat mendukung sektor pertanian dan perkebunan. Upaya ini guna menunjang program swasembada pangan dalam negeri, yang sejalan dengan visi Indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045,” papar Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Selasa (31/07/2018).
Sebelumnya, Kemenperin mencatat jumlah IKM mesin dan perlengkapan YTDL (yang tidak termasuk dalam lainnya) di dalam negeri sebanyak 5.807 unit usaha pada tahun 2017, dengan nilai produksi mencapai Rp 22 triliun atau naik dibanding pada tahun 2016 sebesar Rp 21,3 triliun.
“Dengan didatangi sebanyak 15.000 pengunjung yang meliputi kalangan profesional dan pebisnis sektor alat dan mesin pertanian dari dalam dan luar negeri, pameran tersebut bisa menjadi platform paling komprehensif untuk sektor IKM alat dan mesin pertanian kita,” ujar Gati.
Gati menambahkan, dalam pameran tersebut, pihaknya juga memberi layanan Klinik Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang bertugas untuk memberikan layanan HKI bagi IKM yang membutuhkan informasi, sosialisasi, fasilitasi pendaftaran, advokasi, dan layanan bagi para pengusaha IKM.
“Pada tahun 2017, klinik HKI IKM telah menyalurkan bantuan untuk 3.400 merek, 120 hak cipta, 6 desain industri, 17 paten dan 1 indikasi geografis,” jelas Gati.
Editor: Sigit Kurniawan